BERBAGAI CARA MEDIAN, MEAN, DAN MODUS
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nilai Rata-rata pertengahan atau nilai rata-rata letak, atau nilai posisi
tengah, yang biasa diberi lambang : Mdn, Me, atau Mn. Dalam pembicaraan
selanjutnya akan digunakan lambang : Mdn.Dalam mencari Nilai Rata-rata Pertengahan
untuk Data Tunggal ini ada dua kemungkinan
yang kita hadapi. Kemungkinan pertama ialah data tunggal itu seluruh
skornya berfrekuensi 1: sedangkan kemungkinan kedua, bahwa data tunggal yang
akan kita cari Nilai Rata-rata Pertengahannya itu sebagian atau seluruh skornya
berfrekuensi lebih dari 1.
Mean
atau rata-rata merupakan hasil bagi dari sejumlah skor dengan banyaknya
responden. Perhitungan mean merupakan perhitungan yang sederhana, karena hanya
membutuhkan jumlah skor dan jumlah responden (n). Modus
biasanya Untuk menyatakan fenomena yang paling
banyak terjadi atau paling banyak terdapat digunakan ukuran modus disingkat Mo.
Ukuran ini juga dalam keadaan tidak disadari sering dipakai untuk menentukan
“rata-rata” data kualitatif
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan
masalah ialah bagaimana cara mencari Median, Mean dan Modus
C. Tujuan
Adapun penulisan tujuan makalah ini ialah
agar mengetahui cara mencari Median, Mean, dan Modus
BAB II
PEMBAHASAN
BERBAGAI
CARA MEDIAN, MEAN, DAN MODUS
A. Median
1.
Pengertian
Median
Nilai Rata-rata pertengahan
atau nilai rata-rata letak, atau nilai posisi tengah, yang biasa diberi lambang
: Mdn, Me, atau Mn. Dalam pembicaraan selanjutnya akan digunakan lambang : Mdn.
Yang dimaksud dengan Nilai Rata-rata Pertengahan atau Median ialah suatu nilai
atau suatu angka yang membagi suatu distribusi data ke dalam kedua bagian yang
sama besar. Dengan kata lain, Nilai Rta-rata Pertengahan atau median adalah
nilai atau angka yang di atas nialai atau angka tersebut terdapat 1/2N dan
dibawahnya juga terdapat 1/2N. itulah sebabnya Nilai Rata0rata ini dikenal
sebagai Nilai Pertengahan atau Nilai posisi Tengah, yaitu nilai yang
menunjukkan pertengahan dari suatu distribusi data.(Sudijono, 2011:93)
2.
Cara Mencari Nilai Rata-rata
Pertengahan (Median)
Ada beberapa cara untuk mencari Nilai Rata-rata Pertengahan, seperti
dapat diikuti pada uraian berikut ini.
a)
Cara Mencari Nilai Rata-rata
Pertengahan untuk Data Tunggal
Dalam mencari Nilai Rata-rata Pertengahan untuk Data Tunggal ini ada dua
kemungkinan yang kita hadapi.
Kemungkinan pertama ialah
1) Mencari Nilai Rata-rata
Pertengahan untuk data tunggal yang seluruh skornya berfrekuensi 1
Di sini pun kita berhadapan dengan dua kemungkinan, yaitu:
a. Mencari Nilai Rata-rata
pertengahan untuk Data Tunggal yang seluruh skornya berfrekuensi 1 dan Number
of cases-nya berupa bilangan gasal.
Untuk Data Tunggal yang seluruh skornya berfrekuensi 1 dan Number of
Cases-nya berupa bilangan gasal ( yaitu: N= 2n), maka median data yang demikian itu terletak pada bilangan yang ke (n). (Sudijono, 2011:94)
Contoh : 9 orang siMahasiswa menempuh Ujian lisan Dalam mata kuliah Teknik
evaluasi Pendidikan. Nilai mereka adalah sebagai berikut : 65 75 60 70 55 50 80
40 30. Untuk mengetahui nilai berapakah yang merupakan nilai rata-rata
pertengahan atau median dari kumpulan nilai hasil ujian tersebut, pertama
deretan itu kita atur mulai dari nilai terendah sampai nilai yang tertinggi: 30
40 50 55 60 65 70 75 80
Kita lihat dalam deretan nilai di atas, bilangan ke-1 adalah 30, bilangan
ke-2 =40, bilangan ke-3= 50, bilangan ke-4 = 55, bilangan ke-5 = 60, bilangan
ke- 6 = 65, bilangan ke-7 = 70, bilangan ke-8 = 75, bilangan ke-9 = 80.
Karena N = 9, sedang rumus bilangan gasal adalah : N= 2n, maka
9 = 2n
9 = 2n
9-1 = 2n
2n = 8
n = 4
Dengan demikian nialai yang merupakan Nilai Rata-rata Pertengahan atau
Median dari nilai hasil ujian lisan tersebut adalah nilai ( bilangan) yang ke-4
atau bilangan ke 5, yaitu nilai 60.
b. Mencari Nilai Rata-rata
Pertengahan Data Tunggal yang seluruh skornya berfrekuensi 1, dan Number of
Cases nya berupa bilangan genap.
Untuk data tunggal yang seluruh skornya berfrekuensi 1 dan Number of
cases nya merupakan bilangan genap ( yaitu : N = 2n ), maka median atau Nilai
Rata-rata Pertengahan data yang demikia itu terletak antara bilangan yang ke-n
dan ke (n). (Sudijono, 2011:95)
Contoh : tinggi badan 10 orang calon yang mengikuti tes seleksi penerimaan
calon penerbang, menunjukkan angka sebagai berikut : 168 162 169 170 164 167
161 166 163 dan 165 cm.
Cara mencari Nilai Rata-rata pertengahan atau Mediannya sama seperti
telah dikemikakan di atas, yaitu pertama deretan angka itu terlebih dahulu kita
atur berderet, mulai dari nilai terrendah sampai dengan nilai tertinggi.
Karena N = 10 ( merupakan bilangan bulat ), sedang rumus untuk bilangan
bulat adalah
N = 2n, maka: 10 = 2n
n = 5
jadi Median atau Nilai Rata-rata Pertengahan dari tinggi badan 10 orang
peserta tes seleksi Calon Penerbang itu terletak antara bilangan ke-5 dan ke (5), atau antara bilangan ke-5 dan ke-6. Dalam deretan angka-angka di atas,
bilangan ke-5 adalah 165, sedangkan bilangan bilangan ke 6 adalah 166. (Sudijono,
2011:96)
Jadi Mdn 165 166 165, 50 2
jika kedua data yang telah dijadikan contoh di atas kita tuangkan dalam
bentuk Tabel Distribusi frekuensi dan kemudian kita cari mediannya, keadaannya
adalah sebagai berikut :
Median Nilai Hasil ujian lisan dari 9 orang mahasiswa.
X
|
F
|
80
|
1
|
75
|
1
|
70
|
1
|
65
|
1
|
60
|
1
|
55
|
1
|
50
|
1
|
40
|
1
|
30
|
1
|
Total
|
9=N
|
Median Tinggi
Badan 10 orang calon yang mengikuti
tes calon penerbang
X
|
F
|
170
|
1
|
169
|
1
|
168
|
1
|
167
|
1
|
166
|
1
|
165
|
1
|
164
|
1
|
163
|
1
|
162
|
1
|
161
|
1
|
Total
|
10= N
|
Mdn = 165 = 165, 50
2
2) Mencari Nilai Rata-rata
Pertengahan untuk Data Tunggal yang sebagian atau seluruh skornya berfrekuensi
lebih dari satu .(Sudijono, 2011:97)
Apabila Data Tunggal yang akan
kita cari Nilai Rata-rata pertengahan atau Mediannya, sebagian atau seluruh
skornya berfrekuensi lebih dari satu, sebaiknya kita tidak menggunakan cara
seperti yang telah dikemukakan di atas, melainkan kita gunakan rumus sebagai
berikut :
Mdn = £ 1/2N – atau : Mdn = u- ½ N –
Mdn = Median
£ = lower limit ( Batas Bawah Nyata dari
skor yang mengandung Median)
= frekuensi kumulatif yang
terletak di bawah skor yang mengandung Median
= frekuensi asli ( frekuensi dari
skor yang mengandung Median
N = Number of Cases
u = upper limit ( Batas atas nyata
dari skor yang mengandung Median).
= frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung Median
Contoh : Skor berikut ini menunjukkan usia
50 orang guru Agama Islam yang bertugas pada sekolah Dasar Negeri di suatu
Kecamatan.
26 28 27 24 31
27 25 28 26 30
29 27 26 30 25
23 31 28 26 27
31 24 27 29 27
30 28 26 29 25
23 29 27 26 28 25 27 28 30 25
24 29 31 27 26
28 27 26 27 27
Untuk
mencari Median dari data semacam ini, terlebih dahulu kita siapkan Tabel
Distribusi Frekuensinya, terdiri dari lima kolom. Kolom 1 : skor usia, kolom 2:
tanda atau jari, kolom 3: frekuensi , kolom 4; frekuensi kumulatif yang di
hitung dari bawah, dan kolom 5: frekuensi kumulatif yang di hitung dari atas. (Sudijono, 2011:98)
Setelah Tabel Distribusi
Frekuensinya kita selesaikan pembuatannya, maka langkah berikutnya secara
berturut-turut
a) Pertama-tama data kita bagi dua
bagian yang sama besar, yaitu masing-masing sebesar ½ N: pda pertengahan
distribusi data itulah terletak Median yang akan kita cari. Karena N = 50, maka
1/2N = 1/2 X 50 = 25 ( 25 orang guru agama islam). Perhatikan kita arahkan pada
kolom 4 tabel 3.7. titik pertengahan data sebesar 25 itu terkandung pada
frekuensi kumulatif 30. Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa Nilai
Pertengahan Usia Guru Agama Islam itu terletak pada skor 27, atau skor yang
mengandung Median adalah 27
b) Karena skor yang mengandung
Median adalah skor 27, maka dengan mudah dan cepat dapat kita ketahui:
1) Lower limitnya, yaitu: 27 – 0,50
= 26, 50 jadi £ = 26, 50
2) Frekuensi asinya (f) = 12.
3) Frekuensi kumulatif yang terletak
di bawah skor yang mengandung median (yaitu = 18.
c) Dengan di ketahuinya £, maka dengan mensubstitusikannya kedalam rumus pertama, dapat kita peroleh
Mediannya :
Mdn = £ 1/2 N - = 26,50 25 - 18
12
= 26, 50 = 26,50
= 27, 083 ( dapat di bulatkan
menjadi 27 ).(Sudijono, 2011:99)
Tabel 3.7. Distribusi
frekuensi untukl mencari Median ( Nilai Rata-rata Pertengahan ) Usia dari
Sejumlah 50 Orang Guru Agama Islam
Nilai (X)
|
Tanda /jari-jari
|
F
|
||
31
|
1111
|
4
|
50 =N
|
4
|
30
|
1111
|
4
|
46
|
8
|
29
|
5
|
42
|
13
|
|
28
|
7
|
37
|
20
|
|
27
|
12
|
30
|
32
|
|
26
|
8
|
18
|
40
|
|
25
|
5
|
10
|
45
|
|
24
|
111
|
3
|
5
|
48
|
23
|
11
|
2
|
2
|
50
|
Total
|
50= N
|
-
|
-
|
Selanjutnya kita gunakan rumus yang
kedua untuk mencari median dari data di atas. Perhatikan kita arahkan kepada
kolom 5 tabel 3.7.
1) Titik pertengahan data terletak pada ½ N
yaitu 1/2 X 50= 25. Dalam frekuensi kumulatif yang dihitung dari atas ()
, titik pertengahan data sebesar 25 itu terkandung pada sebesar 32. Dengan demikian dapat kita ketahui skor yang mengandung
median yaitu skor 27.
2)
Karena skor yang mengandung median adalah 27 maka dengan mudah dapat kita
ketahui:
a.
Batas atas nyata dari skor yang mengandung median, yaitu: 27 + 0,50 =
27,50 ; atau: u = 27,50.
b.
Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mrngandung median adalah 20 jadi = 20.
c.
Frekuensi
aslinya, atau frekuensi dari skor yang mengandung median adalah = 12 jadi = 12 (Sudijono, 2011:100)
3) Dengan diketahuinya: u,
dan
, mka dengan mensubstitusikannya ke dalam rumus kedua, dapat diperoleh
mediannya:
Mdn = u - ½ N - = 27,50 - 25 – 20
12
= 27,50 – 5/12 = 27,50 – 0,417
= 27, 083 ( dapat dibulatkan menjadi 27 )
b)
Cara Mencari Nilai Rata-rata Pertengahan untuk Data
Kelompokan
Cara
menghitung dan jalan pikiran yang ditempuh untuk menghitung atau mencari Nilai
Rata-rata Pertengahan dari Data Kelompokan adalah sama saja dengan apa yang
telah dikemukakan di atas. Letak perbedaannya adalah, jika pada Data Tunggal
kita tidak perlu memperhitungkan interval class (i), sedangkan pada Data
Kelompokan kelas interval (i), itu harus ikut diperhitungkan, sehingga rumus di
atas tadi berubah menjadi :
Mdn =£ + 1/2N - X I dan Mdn= u - 1/2N - X i
Mdn = Median atau Nilai Rata-rata Pertengahan
L = Lower
limit ( Batas Bawah Nyata dari interval yang mengandung median ).
= frekuensi kumulatif yang terletak di bawah
interval yang mengandung Median.
= frekuensi aslinya ( yaitu frekuensi dari
interval yang mengandung median
u = upper limit ( Batas Atas Nyata dari interval
yang mengandung median ).
=
frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval yang mengandung
median.
N
= Number of class.
(Sudijono, 2011:101)
Contoh: Misalkan 100 orang siswa Madrasah Tsanawiyah menempuh
EBTA dalam bidang studi Bahasa Arab. Distribusi frekuensi nilai mereka adalah
sebagaimana tertera pada table 3.8 kolom 1 dan 2. Jika kita ingin mencari Mediannya
menggunakan dua buah rumus yang telah dikemukakan di atas, maka kita perlu
menyiapkan tabel perhitungannya sebagai berikut:
Tabel 3.8. Tabel Perhitungan untuk
Mencari Median Nilai Hasil EBTA dlam Bahasa arab yang diikuti oleh 100 Orang
Siswa Madrasah Tsanawiyah.
Interval
Nilai
|
F
|
||
65 – 69
|
6
|
100 = N
|
6
|
60 – 64
|
24
|
94
|
30
|
55 – 59
|
25
|
70
|
55
|
50 -54
|
15
|
45
|
70
|
45 – 49
|
10
|
30
|
80
|
40 – 44
|
6
|
20
|
86
|
35 – 39
|
5
|
14
|
91
|
30 – 34
|
4
|
9
|
95
|
25 – 29
|
3
|
5
|
98
|
20 – 24
|
2
|
2
|
100 = N
|
Total:
|
100 = N
|
-
|
-
|
1) Perhitungan Median Data Kelompokan
dengan Rumus Pertama:
langkah- langkah
sebagai berikut :
Mencari letak
pertengahan distribusi data, yaitu 1/2N ; karena N = 100, maka 1/2N = 50.
Perhatikan
Tabel 3.8 kolom 3. Terletak Pertengahan data adalah pada frekuensi kumulatif
sebesar 70. Dengan demikian, interval nilai yang mengandung median adalah
interval nilai 56 – 59. Karena interval nilai yang mengandungmedian adalah 55 –
59, maka dengan cepat dapat kita ketahui:=
54,50; 25 ;
sedangkan = 45. Adapun interval kelasnya ( sebagaimana
dapat diamati dar Tabel 3.8.) adalah = 5. Karena 1/2 N sudah kita ketahui,
demikian juga , dan I, pun telah kita ketahui, maka dengan
menstribusikannya kedalam rumus pertama, dapat di peroleh mediannya:
Mdn = -
1/2N - X i = 54,50 - 50-45
X 5
25
=
54, 50 + X 5 = 54, 50 + 1 = 55,50 (Sudijono, 2011:102-103)
B. Mean
1.
Pengertian Mean
Mean atau rata-rata merupakan hasil bagi
dari sejumlah skor dengan banyaknya responden. Perhitungan mean merupakan
perhitungan yang sederhana, karena hanya membutuhkan jumlah skor dan jumlah
responden (n). Jika pencaran skor berdistribusi normal, maka rata-rata skor
merupakan nilai tengah dari distribusi frekuensi skor tersebut. Rata-rata tidak
mempertimbangkan pencaran (variabilitas) skor, sehingga sebelum melakukan
interpretasi atas nilai rata-rata perlu melihat variabilitasnya.
Contoh:
Dua
buah distribusi skor sebagai berikut:
Nilai
matematika kelas A (10 Siswa)
10 9
8 7 6 5 4
3 2 1
Nilai
matematika kelas B (10 Siswa)
5 6
5 4 8
7 4 6
6 4
Jumlah
skor pada contoh tersebut adalah :
Kelas
A = 55
Kelas
B = 55
Rata-rata nilai
matematika :
Kelas A = 55/10 = 5,5
Kelas B = 55/10 =5,5
Jika
dilihat pada hasil perhitungan rata-rata, maka kelas A tidak berbeda dengan
kelas B, karena rata-ratanya sama. Sebenarnya antara kelas A dan kelas B
mempunyai perbedaan dalam penyebaran skor (rentangan skor). Kelas A mempunyai
rentangan skor 10 – 1 = 9, sedangkan kelas B rentangan skornya adalah 8 – 4 =
4. Dengan melihat rentangan skor masing-masing kelas dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa kelas B lebih homogen dari kelas A. (Irianto, 2004: 29)
2.
Cara Mencari Mean
a)
Cara mencari mean dari data tunggal yang seluruh
skornya berfrekuensi satu
Mx = X
N
Mx =
Mean yang kita cari
X = Jumlah dari skor-skor(nilai-nilai)yang ada
N = Banyaknya skor-skor itu sendiri
Perhitungan mean hasil belajar
seorang siswa SMA memiliki nilai hasil ulangan dalam bidang studi PAI, BI, MTK,
FISIKA, BIOLOGI, SEJARAH.
X
|
F
|
9
8
7
6
5
4
|
1
1
1
1
1
1
|
39=X
|
6=N
|
Dari
table telah kita peroleh : X
= 39, sedangkan N=6 dengan demikian:
MX = X = 39 =
6,50
N 6
b)
Cara mencari mean untuk data kelompok
Mencari mean data
kelompok dengan menggunakan metode panjang
Pada
perhitungan mean yang menggunakan metode panjang, semua kelompokan data
(interval) yang ada terlebih dahulu dicari nilai tengah atau midpoint-nya.
Setelah itu,tiap midpoint diperkalikan dengan frekuensi yang dimiliki oleh
masing-masing interval yang bersangkutan.
Rumus yang dipergunakan
:
MX = fX
N
Mx =
MEAN yang kita cari
fX =
jumlah dari hasil perkalian antara midpoint dari
masing-masing interval, dengan frekuensinya
N =
Banyaknya skor-skor itu sendiri
Contoh: Dalam tes seleksi
penerimaan siswa baru SMA swasta yang diikuti 800 calon, diperoleh nilai hasil
test bidang studi bahasa inggris sbb :
Interval
Nilai
|
F
|
75-79
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
|
8
16
32
160
240
176
88
40
32
8
|
800 = N
|
Perhitungan
mean data yang tertera pada table di atas dengan menggunakan metode panjang.
Interval
Nilai
|
F
|
X
|
fx
|
75-79
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
|
8
16
32
160
240
176
88
40
32
8
|
77
72
67
62
57
52
47
42
37
32
|
616
1152
2144
9920
13680
9152
4136
1680
1184
256
|
Total
|
800 = N
|
-
|
43920 = fx
|
Dari table di
atas telah kita peroleh fx = 43920, adapun N=800. Dengan demikian:
MX = fX = 43920 =
54,90
N 800
C.
MODUS
1.
Pengertian Modus
Untuk
menyatakan fenomena yang paling banyak terjadi atau paling banyak terdapat
digunakan ukuran modus disingkat Mo. Ukuran ini juga dalam keadaan tidak
disadari sering dipakai untuk menentukan “rata-rata” data kualitatif. Jika kita
dengar atau baca: kebanyakan kematian diindonesia diseabkan oleh penyakit
malaria, pada umumnya kecelakaan lalu lintas karena kecerobohan pengemudi, maka
ini tiada lain masing-masing merupakan modus penyebab kematian dan kecelakaan
lalu lintas.
2.
Cara Mencari Modus
Modus untuk data
kuantitatif ditentukan dengan jalan menentukan frekuansi terbanyak diantara dua
itu.
Contoh:
Terdapat sampel dengan nilai-nilai data:
12
14
28
34
|
1
2
2
4
|
12, 34, 14, 34, 28, 34, 34, 28, 14,
Dalam table dapat disusun seperti dibawah ini.
Frekuensi
terbanyak , ialah f= 4,
terjadi
untuk data bernilai 34.
Maka Modus Mo= 34
Jika
data kuantutatif telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, modusnya
dapat ditentukan dengan rumus:
Dengan b
= batas bawah kelas modus yaitu kelas yang memiliki frekuensi terbanyak
p =
panjang kelas modus
b1 =
frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang
lebih kecil sebelum tanda kelas modus
b2 =
frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas
yang lebih besar sesudah tanda kelas modus. (Sudjana,1996:77)
Contoh
soal:
Tentukan
modus dari:
Nilai Ujian
|
|
31-40
41-50
51-60
61-70
71-80
81-90
91-100
|
1
2
5
15
25
20
12
|
Jumlah
|
80
|
1) Kelas modal = kelas kelima
2) b= 70,5
3) =
4)
5)
Mo= 70,5 + (10) (
Mo=
77,17
Modus, dibandingkan dengan ukuran
lainnya, tidak tungal adanya. Ini
berarti sekumpulan data bisa mempunyai lebih dari sebuah modus.
Contoh:
Diberikan data seperti dibawah ini.
75
60
92
64
35
|
8
7
8
7
2
|
Dapat dilihat bahwa ada
8 data masing-masing bernilai 75 dan 92. Ini menyatakan bahwa modusnya ada dua,
ialah 75 dan 92. (Sudjana,1996:78)
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Nilai Rata-rata pertengahan
atau nilai rata-rata letak, atau nilai posisi tengah, yang biasa diberi lambang
: Mdn, Me, atau Mn. Dalam pembicaraan selanjutnya akan digunakan lambang : Mdn. Yang dimaksud dengan Nilai Rata-rata Pertengahan atau Median ialah suatu
nilai atau suatu angka yang membagi suatu distribusi data ke dalam kedua bagian
yang sama besar.Mean atau rata-rata
merupakan hasil bagi dari sejumlah skor dengan banyaknya responden. Perhitungan
mean merupakan perhitungan yang sederhana, karena hanya membutuhkan jumlah skor
dan jumlah responden (n). Jika pencaran skor berdistribusi normal, maka
rata-rata skor merupakan nilai tengah dari distribusi frekuensi skor tersebut.
Modus biasanya Untuk
menyatakan fenomena yang paling banyak terjadi atau paling banyak terdapat
digunakan ukuran modus disingkat Mo. Ukuran ini juga dalam keadaan tidak
disadari sering dipakai untuk menentukan “rata-rata” data kualitatif
DAFTAR
PUSTAKA
Irianto, Agus. 2004. Statistik. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Sudjana.1996. Metoda
Statistika. Bandung: Tarsito
Sudijono. Anas. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Parmita, Vebriana. 2013. (http://vebrianaparmita.wordpress.com/2013/09/21/bab-iv-pengukuran-gejala-pusat-mean-modus-median/). Diunduh 4 Oktober 2014 pukul: 07:30 WIB
Komentar
Posting Komentar