PENINGKATAN KUALITAS KETERAMPILAN MENGAJAR



PENINGKATAN KUALITAS KETERAMPILAN MENGAJAR

Diajukan Untuk Memenuhi  Tugas Individu
Mata kuliah: Psikologi Belajar
Dosen pengampu: Patimah, M.Ag




Disusun Oleh: 
Erna Erlina      :           (14121110049)


SEMESTER : III
PAI-A
FAKULTAS TARBIYAH / PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
Jalan Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon-Jawa Barat 45132
2013





KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. kami bersyukur kepada Ilahi Rabbi yang telah memberikan Hidayah dan Taufik-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “pengertian administrasi, administrasi pendidikan, manajemen, serta pengeolaan pembelajaran” terselesaikan dengan baik. Makalah ini berisikan tentang pengertian dari administrasi, administrasi pendidikan, manajemen, serta pengeolaan pembelajaran.
            Dengan tersusunnya makalah ini, kami berharap dapat lebih memahami secara mendalam tentang Administrasi Pendidikan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah atau penyusunan makalah berikutnya menjadi lebih baik.
            Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada Dosen pengampu kami, Bapak Drs. H. U. Syamsunin, M.Pd. Semoga Allah SWT. senantiasa meridhoi segala usaha kami. Amiin.




Cirebon, 06 September 2013

                                                                                                  Penyusun


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR  ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C. Tujuan............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2
A. Pengertian Administrasi ..................................................................................  2
B. Pengertian Administrasi Pendidikan................................................................ 4
C. Manajemen ......................................................................................................  5
D.Pengelolaan Pembelajaran................................................................................. 6
BAB III PENUTUP............................................................................................ 9
Simpulan .............................................................................................................  9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Fungsi utama seorang guru, sebagaimana yang tercantum pada pasal 1 ayat (1) UU. No. 14 Tahun 2005, yaitu : sebagai Pengajar, Pembimbing,Pendidik, dan Pelatih. Selain itu, guru pun disebut sebagai agen pembelajaran (learning agent), yaitu guru berperan sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik, (penjelasan pasal 4 UU. No. 14 Tahun 2005). Kensekuensi dari pada tugas guru tersebut adalah seorang guru harus memiliki empat kompetensi utama, yaitu : Kompetensi pedagogik , Kompetensi kepribadian, Kompetensi professional dan Kompetensi sosial

Dengan empat kompetensi tersebut idealnya seorang guru dapat menciptakan generasi yang belum atau kurang siap, menjadi generasi yang siap dengan mental dan kepribadian yang baik. Selain itu yang harus dimiliki oleh seorang guru didalam mengajar yakni memiliki keterampilan –keterampilan dasar dalam mengajar diantaranya keterampilan memberikan penguatan, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, dan keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
B.     Rumusan Masalah
Dari  latar belakang diatas maka dapat rumusan masalah makalah ini meliputi:
1.      Keterampilan memberikan penguatan
2.      Keterampilan menjelaskan
3.      Keterampilan bertanya
4.      Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui keterampilan memberikan penguatan
2.      Untuk mengetahui keterampilan menjelaskan
3.      Untuk mengetahui keterampilan bertanya
4.      Untuk mengetahui Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
PENINGKATAN KUALITAS KETERAMPILAN MENGAJAR
Keterampilan dasar mengajar  (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional.Dengan memiliki keterampilan mengajar, guru dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik yang berimplikasi pada peningkatan kualitas lulusan sekolah.( Hamzah.2010:168)
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu;
1)      Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)
2)      Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya( how to teach)
Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no dua yaitu cara membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.
Ada beberapa jenis keterampilan mengajar sebagaimana dikemukakan olwh Wingkel (1986) antara lain: 1) keterampilan memberikan penguatan, 2) keterampilan menjelaskan, 3) keterampilan bertanya, 4) keterampilan membuka dan menutup peljaran. Masing-masing jenis keterampilan tersebut diuraikan berikut ini.


A.    Keterampilan Memberi Penguatan
Keterampilan memberi penguatan merupakan keterampilan yang arahnya untuk memberikan dorongan, tanggapan, atau hadiah bagi siswa agar dalam mengikuti pelajaran merasa dihormati dan diperhatikan. penghargaan mempunyai pengaruh positif dalam kehidupan manusia sehari-hari, yaitu mendorong seseorang memperbaiki tingkah laku serta meningkatkan kegiatannya atau usahanya. kegiatan memberikan penghargaan atau penguatan dalam proses belajar mengajar dalam kelas jarang sekali dilaksanakan oleh guru.
Menurut Saidiman (1997:116) memberikan penguatan diartikan dengan tingkah laku guru dalam merespons secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali. Keterampilan memberikan penguatan bertujuan untuk: 1) Meningkatkan perhatian siswa; 2) Melancarkan atau memudahkan proses belajar; 3) Membengkitkan dan mempertahankan motivasi; 4)Mengontrol atau mengubah sikap yang mengganggu kearah tingkah laku belajar yang produktif; 5) Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar; 6)Mengarahkam pada cara berpikir yang baik/divergen dan inisiatif pribadi.
1.      Pemberian Penguatan
Pemberian penguatan menurut Wingkel (1986:236) bisa dalam bentuk sebagai berikut:
a.       Perhatian kepada guru, kawan, atau objek diskusi;
b.      Tingkah laku belajar, membaca,pekerjaan dipapan tulis;
c.       Penyelesaian hasil pekerjaan (PR);
d.      Kualitas pekerjaan atau tugas (kerapian,keindahan);
e.       Perbaikan/penyempurnaan tugas;
f.       Tugas-tugas mandiri.
2.      Komponen Keterampilan pemberi penguatan
Penggunaan komponen keterampilan dalam kelas harus bersifat selektif dan hati-hati, disesuaikan denagn usia siswa, tingkat kemampuan, kebutuhan, serta latar belakang, tujuan, dan sifat tugas. pemberian penguatan harus bermakna bagi siswa. beberapa komponen keterampilan pemberi penguatan ialah sebagai berikut:
a.       Penguatan Verbal
Penguatan verbal dapat berupa kata-kata atau kalimat yang diucapkan guru. Contoh: “ baik”, “bagus”, “tepat”, “ saya sangat menghargai pendapatmu”,” pikiranmu sangat cerdas”, dan lain-lain.
b.      Penguatan Gestural
penguatan ini diberikan dalam bentuk mimik, gerakan wajah atau anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa. Misalnya, mengangkat alis, tersenyum, kerlingan mata, tepuk tangan, anggukan tanda setuju, menaikan ibu jari tanda “jempolan”, dan lain-lain.
c.       Penguatan Denagn Cara Mendekati
Penguatan ini dikerjakan dengan cara mendekati siswa untuk menyatakan perhatian guru terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa. Misalnya, guru duduk dalam kelompok diskusi, berdiri disamping siswa. sering gerakan guru mendekati siswa dibetikan untuk memperkuat penguatan yang bersifat verbal.
d.      Penguatan Dengan Sentuhan
Guru dapat menyatakan penghargaan kepada siswa dengan menepuk pundak siswa, menjabat tangan siswa, atau mengangkat tangan siswa. Seringkali untuk anak-anak yang masih kecil, guru mengusap rambut kepala siswa.
e.       Penguatan Dengan Memberikan Kegiatan Yang Menyenangkan
Penguatan ini dapat berupa meminta siswa membantu temannya apabila dia selesai mengerjakan pekerjaan terlebih dahulu dengan dengan tepat, siswa diminta memimpin kegiatan, dan lain-lain.
f.       Penguatan Berupa Tanda Atau Benda
penguatan bentuk ini merupakanusaha guru dalam menggunakan bermacam-macam symbol penguatan untuk menunjang tingkah laku siswa yang positif. Bentuk penguatan ini antara lain: komentar tertulis pada buku pekerjaan, pemberian perangko, mata uang koleksi, bintang, permen, dan lain sebagainya. (Hamzah: 2010:168-170).
B.     Keterampilan Menjelaskan
Secara etimologis kata menjelaskan (explaining) berakar dari kata explanare,  yang berarti to make plain (membuat jelas). Sedangkan menurut Standard Modern English, menjelaskan berasal dari kata ‘to explain’ berarti memberi tahu secara rinci. Secara umum menjelaskan dapat didefinsikan sebagai upaya untuk memberikan pemahaman tentang masalah orang lain (explaining is an attempt to provide understanding of a problem to others).
 Keterampilan menjelaskan digunakan setiap hari oleh semua guru dalam setiap mata pelajaran. Proses menjelaskan melibatkan explainer (orang yang menjelaskan/guru), masalah yang harus dijelaskan (materi pelajaran) dan explainees (orang yang mendengarkan penjelasan/siswa). Explainer harus memperhitungkan masalah dan pengetahuan explainees, karena tujuan menjelaskan adalah untuk memberikan pemahaman kepada explainees. Artinya jika seorang guru menjelaskan dengan cara yang siswa tidak mengerti, ini tidak dapat dianggap sebagai penjelasan.
Penjelasan adalah satu set pernyataan yang saling terkait yang dibuat oleh guru dalam rangka meningkatkan pemahaman para siswa tentang ide-ide dan konsep. Menjelaskan dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan untuk memberikan pemahaman tentang konsep dan prinsip.  Ini adalah kegiatan untuk mengisi kesenjangan dalam pemahaman seseorang. Keterampilan menjelaskan bertujuan memastikan bahwa penjelasan tersebut dipahami. Semua guru harus berusaha untuk menyempurnakan keterampilan menjelaskan secara akurat dan efektif.
Menjelaskan adalah seni mengajar dengan menggunakan pernyataan yang tepat oleh guru untuk membuat siswa memahami konsep, fenomena atau prinsip yang diinginkan.Pernyataan yang tepat mengandung makna, penjelasan guru harus sesuai dengan usia siswa, kematangan siswa, pengetahuan sebelumnya yang dimiliki siswa, dan sesuai dengan materi atau konsep atau fenomena yang dijelaskan. Adapun Tipe penjelasan dapat juga dikelompokkan ke dalam:
1)      Structural explanations, penjelasan mengenai suatu struktur;
2)      Classificatory explanations, penjelasan mengenai klasifikasi tertentu;
3)      Teleological explanations, penjelasan mengenai maksud atau tujuan;
4)      Sequential explanations, penjelasan mengenai urutan peristiwa;
5)       Analytic explanations,  penjelasan mengenai  prosedur dan proposisi yang menginformasikan dan menjelaskan konsep dan aturan, misalnya, penjelasan  mengenai penyelesaian persamaan matematika;dan
6)      Prescriptive explanations, penjelasan mengenai tindakan. Prescriptive explanations meliputi: (a) Social explanations, penjelasan yang berkaitan dengan aturan-aturan sosial; (b) Ethical explanations, penjelasan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip etik; (c) Procedural explanations, penjelasan yang berkaitan dengan cara melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu; (d) Aesthetic explanations, penjelasan yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial;  dan (e) interpretive explanations, penjelasan yang berkaitan dengan interpretasi, misalnya memberikan penjelasan terhadap suatu puisi. http://pembelajaranku.com/pengertian-keterampilan-menjelaskan/
C.     Keterampilan Bertanya
1.      Pengertian Keterampilan Bertanya
Menurut pendapat Brown pengertian bertanya adalah…any statement which tests or creates knowledge in the learner (setiap pertanyaan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri siswa-siswi merupakan pengertian dari bertanya) (Brown, 1975, 103). Dalam proses belajar-mengajar, tujuan pertanyaan yang diajukan oleh guru adalah agar siswa-siswi belajar artinya memperoleh pengetahuan (informasi) dan meningkatkan kemampuan berpikir. (Purwati.dkk.2009:6)
Keterampilan bertanya, bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran akan menjadi sangat membosankan, jika selama berjam-jam guru menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik hanya sekedar pertanyaan pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir.( Bahri.2000:157)
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam suatu proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban (respon) dari peserta didik. Ada hal penting dalam keterampilan bertanya yaitu :
1.      Pausing
Setelah guru mengajukan pertanyaan, murid diminta tenang sebentar. Ini bertujuan untuk:
a)      Memberikan kesempatan berpikir mencari jawaban
b)      Untuk memperoleh jawaban yang komplit
c)      Memahami pertanyaan / menganalisa pertanyaan
d)     Agar banyak murid yang menjawab.
2.      Prompting
Guru mengajukan pertanyaan “sulit”, sehingga tidak ada murid yang dapat menjawab, karena sulitnya, atau karena pertanyaan tidak jelas. Oleh sebab itu guru harus melakukan “prompt” mendorong. Caranya ialah :
a)      Memberikan informasi tambahan, agar murid dapat menjawab
b)      Mengubah pertanyaaan dalam bentuk lain
c)      Pecah pertanyaan semula menjadi beberapa sub pertanyaan sehingga akhirnya semua dapat terjawab.
3.      Probing
Melacak, menuntun, mengarahkan. Probing dilakukan karena belum diperoleh jawaban yang memuaskan. Untuk memperoleh jawaban yang sempurna, maka guru menunjuk murid lain untuk menjawab. Apabila belum puas, minta murid yang lain lagi. Yang akhirnya diperoleh jawaban yang sempurna. (Alma dkk.2009:24)
2.      Jenis-Jenis Pertanyaan
a.       Jenis pertanyaan menurut maksudnya
1)       Pertanyaan permintaan, yakni pertanyaan yang mengandung unsur suruhan dengan harapan agar siswa dapat mematuhi perintah yang diucapkan, oleh karena itu pertanyaan ini tidak mengharapkan jawaban dari siswa, akan tetapi yang diharapkan adalah tindakan siswa
2)      Pertanyaan retoris, yakni pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban dari siswa, akan tetapi kita sendiri yang menjawabnya.
3)      Pertanyaan mengarahkan atau menuntun, yakni pertanyaan yang ditujukan untuk menuntun proses berpikir siswa, dengan harapan siswa dapat memperbaiki atau menemukan jawaban yang lebih tepat dari jawaban sebelumnya.
4)      Pertanyaan menggali, yakni pertanyaan yang diarahkan untuk mendorong siswa agar dapat menambah kualitas dan kuantitas jawaban.
b.      Jenis pertanyaan menurut tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan bisa terdiri dari pertanyaan tingkat rendah dan pertanyaan tingkat tinggi
1)      Pertanyaan pengetahuan, yakni pertanyaan yang memiliki tingkat kesulitan yang paling rendah, karena hanya mengandalkan kemampuan mengingat fakta atau data, oleh sebab itu dinamakan juga pertanyaan yan menghendaki agar siswa dapat mengungkapkan kembali.
2)      Pertanyaan pemahaman, dilihat dari tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan, pertanyaan jenis pertama, oleh sebab itu pertanyaan ini tidak hanya sekedar mengharapkan siswa untuk mengungkapkan kembali apa yang diingatkannya, akan tetapi pertanyaan yang mengharapkan kemampuan siswa untuk memperjelas gagasan.
3)      Pertanyaan aplikatif, yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban agar siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya.
4)      Pertanyaan analisis, yakni pertanyaan yang menghendaki agar siswa dapat menguraikan suatu konsep tertentu.
5)      Pertanyaan sintesis, pertanyaan  ini menghendaki agar siswa dapat membuat semacam ringkasan melalui bagan dari suatu kajian materi pembelajaran.
6)      Pertanyaan evaluasi, yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu.( Bahri.2000:158).
3.      Tujuan Keterampilan Bertanya
a.       Merangsang kemampuan berpikir
b.      Membantu siswa dalam belajar
c.       Mengarahkan siswa pada interaksi belajar yang mandiri
d.      Membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan.
e.       Memusatkan kekuatan ingatan dalam suatu masalah, sehingga dapat mengikuti sepenuhnya pembahasan dan pendalaman masalahnya, kemudian setelah itu bepindah kepada bahan lain (bahan baru)
f.       Memantapkan pengertian-pengertian dan masalah-masalah yang telah diajarkan kepada mereka
g.      Mengukur (mengevaluasi) benar tidaknya bahan pelajaran yang dapat mengerti / ditangkap oleh murid-murid selama pelajaran berlangsung dan mengukur kadar jelas tidaknya (pengertian mereka)
h.      Akan jelas bagi guru, banyaknya pelajaran yang sudah diketahui/dimengerti oleh murid-muridnya. (Abu bakar.1981:92)
4.      Komponen-Komponen Bertanya
a.       Keterampilan Bertanya Dasar
Komponen keterampilan bertanya dasar adalah :
1)      Jelas dan singkat.
2)      Pemberian acuan
Sebelum pertanyaan diajukan, kadang-kadang guru perlu memberi acuan pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. Pemberian acuan ini akan banyak menolong siswa mengarahkan pikirannya kepada pokok bahasan yang sedang dibahas.
3)      Pemusatan
Pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Pertanyaan luas menuntut jawaban yang umum dan cukup luas, sedangkan pertanyaan sempit menuntut jawaban yang khusus spesifik. Pertanyaan yang sempit menuntut pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang khusus yan perlu didalami.
4)      Pemindahan giliran
Dalam hal ini, guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa lain dengan cara pemindahan giliran. Artinya, setelah siswa pertama memberi jawaban, guru meminta siswa kedua melengkapi jawaban tersebut, kemudian meminta lagi siswa ketiga dan seterusnya.
5)       Penyebaran
Penyebaran pertanyaan berarti menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
6)      Pemberian waktu berpikir
7)      Pemberian tuntunan
Guru harus memberikan tuntunan yang memungkinkan siswa secara bertahap mampu memberikan jawaban yang yang diharapkan. Tuntunan dapat diberikan antara lain sebagai berikut : a) Memparafrase, yaitu mengungkapkan kembali pertanyaan denan cara lain yang lebih mudah dan sederhana, sehingga lebih dipahami oleh siswa.b) Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang dapat menuntun siswa menemukan jawabannya. c) Mengulangi penjelasan / informasi sebelumnya yang berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan.
b.      Keterampilan Bertanya Tingkat Lanjutan
Komponen bertanya tingkat lanjut adalah:
1)      Pengubahan tuntunan tingkat kognitif
Guru hendaknya mampu mengubah pertanyaan dari tingkat kognitif yang hanya sekedar mengingat fakta menuju pertanyaan aspek kognitif lain, seperti pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2)      Pengaturan urutan pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan hendaknya mulai dari yang sederhana menuju yang paling kompleks secara berurutan.
3)      Pertanyaan pelacak
Pertanyaan pelacak diberikan jika jawaban yang diberikan peserta didik masih kurang tepat. Ada tujuh teknik pertanyaan pelacak, yaitu:
a)      Klarifikasi
b)      Meminta peserta didik memberikan alasan
c)      Meminta kesepakatan jawaban
d)     Meminta ketepatan jawaban
e)      Meminta jawaban yang lebih relevan
f)       Meminta contoh
g)      Meminta jawaban yang lebih kompleks
h)      Mendorong terjadinya interaksi. (Untuk mendorong terjadinya interaksi, hal yang harus diperhatikan adalah :1) Pertanyaan hendaknya dijawab oleh peserta didik, tetapi seluruh peserta didik diberi kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabannya bersama teman dekatnya.2) Guru hendaknya menjadi dinding pemantul, jika ada peserta didik yang bertanya, janganlah dijawab langsung, tetapi dilontarkan kembali kepada seluruh peserta didik untuk didiskusikan.(Mulyasa.2005:73-77)
5.      Teknik-teknik bertanya
a)      Tunjukan keantusiasan dan kehangatan
Misalnya bahasa yang digunakan tidak terkesan memojokkan siswa, wajah yang hangat tidak terkesan tegang.
b)      Berikan waktu kepada siswa untuk berpikir
c)       Atur lalu lintas bertanya jawab
d)     Hindari pertanyaan ganda : Pertanyaan ganda adalah pertanyaan yang mengharapkan beberapa jawaban sekaligus.(Zaini.2008:63)
D.    Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran
Wingkel (1986:327) mengemukakan bahwa membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk menciptkan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat kepada apa yang akan dipelajari. Menutup elajaran adalah kegiatan guru mengakhiri kegiatan inti pelajaran.maksudnya adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapain siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
Kegiatan membuka dan menutup pelajaran mempunyai tujuan: a) Menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap tugas-tugas yang akan dihadapi, b) Memungkinkan siswa mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan, c) siswa dapat mengetahui pendekatan yang akan digunakan dalam mempelajari bagian-bagian pelajaran, d) Memungkinkan siswa mengetahui hubungan antara pengalaman yang dikuasai dengan hal baru yang akan diapelajari, e) Memberikan kemungkinan kepada siswa untuk menggabungkan fakta, keterampilan, dan konsep yang tercangkup dalam suatu peristiwa, f) Memungkinkan siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam pelajaran. ( Hamzah. 2010: 174). Komponen dan aspek yang berkaitan dengan membuka pelajaran, meliputi:
1)       Menarik perhatian siswa: beberapa cara yang digunakan guru untuk menarik perhatian siswa, antara lain: gaya mengajar, penggunaan alat-alat bantu mengajar, pola interaksi yang bervariasi;
2)      Menimbulkan motivasi: untuk menimbulkan motivasi dapat dikerjakan dengan cara menunjukan kehangatan dan keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide-ide yang bertentangan, serta memerhatikan minat siswa;
3)      Meberikan Acuan atau Struktur
Cara memberikan acuan atau struktur dapat dilakukan guru abtara lain dengan: a) Mengemukakan kompetensi dasar, indicator hasil belajar, dan batas-batas tugas.b) Memberikan petunjuk atau saran langkah-langkah kegiatan. c) Mengajukan pertanyaan pengarahan.
4)       Menunjukan kaitan
Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut:
a.       Mencari batu loncatan (Misalnya guru saat menjelaskan bersuci dalamberibadah, ia perlu memikirkan kapan dan dimanakah siswa harus melakukan bersuci dalam beribadah dan hubungannya bersuci dengan ibadah),
b.      Mengusahan kesinambungan: (Misalnya saat akan menjelaskan perkalian, guru harus mengetahui kemampuan setiap siswa tentang penjumlahan sebagai prasyarat membahas perkalian).
c.       Membandingkan atau mempertimbangkan
Misalnya dalam pengajaran yang lalu yang sudah kita pelajari taentang ‘jual beli yang diperbolehkan’ adalah  begini .............. sekarang kita bicarakan tentang ‘jual beli yang dilarang’ adalah begini .
Adapun Komponen Keterampilan Mentup Pelajaran yakni:
1)      Meninjau kembai : Guru meninjau kembali apakah inti pelajaran yang telah diajarankan itu sudah dikusi oleh siswa atau belum. Adapun cara meninjau kembali adalah: a) Merangkum inti pelajaran, b) Membuat ringkasan
2)      Mengevalusi : Untuk mengetahui apakah siswa memperoleh wawasan yang utuh tentang sesuatu yang sudah dajarkan, guru melakukan penilaian/ evalusai. Bentuk-bentuk evaluasi itu adalah sebagai berikut:
a)      Mendemonstrasikan keterampilan
b)      Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain
c)      mengekspresikan pendapat siswa sendiri
d)     sosal-soal tertulis atau lisan.
3)      Memberikan dorongan psikologi atau social
Unsur manuasiawi dalam interaksi guru-siswa adalah saling menghargai dan memberikan dorongan psikologi atau sosiall yang dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dapat dilakukan guru dalam setiap akhir pelajran dengan kata-kata pujian. Memberikan dorongan psikologi atau sosial dapat dilakukan dengan cara antara lain;
a.       Memuji hasil yang dicapai oleh siswa dengan memberikan kata pujian atau hadiah
b.      Mendorong untuk lebih semangat belajar mencaapai kompetensi yang lebih tinggi dengan menunjukkan pentingnya materi yang dipelajari
c.       Memberikan harapan-harapan positif terhadap kegiatan belajar yang baru saja dilaksanakan
d.      Meyakinkan akan potensi dan kemampuan peserta didik terhadap  keberhasilan pencapaian kompetensi belajar dalam menumbuhkan rasa percaya diri.







BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu; 1) Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach), 2) Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya ( how to teach). Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no dua yaitu cara membelajarkan siswa. Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai. Ada beberapa jenis keterampilan mengajar sebagaimana dikemukakan oleh Wingkel (1986) antara lain:
1.      Keterampilan Memberi Penguatan
Keterampilan memberi penguatan merupakan keterampilan yang arahnya untuk memberikan dorongan, tanggapan, atau hadiah bagi siswa agar dalam mengikuti pelajaran merasa dihormati dan diperhatikan.
2.      Keterampilan Menjelaskan
Menjelaskan dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan untuk memberikan pemahaman tentang konsep dan prinsip. Menjelaskan merupakan seni mengajar dengan menggunakan pernyataan yang tepat oleh guru untuk membuat siswa memahami konsep, fenomena atau prinsip yang diinginkan.
3.      Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban (respon) dari peserta didik.
4.      Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran
Membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk menciptkan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat kepada apa yang akan dipelajari. Menutup Pelajaran adalah kegiatan guru mengakhiri kegiatan inti pelajaran.maksudnya adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapain siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.




Daftar Pustaka

Abu Bakar Muhammad.1981. Pedoman Pendidikan dan Pengajaran, Surabaya : Usaha Nasional
Bukhari Alma, dkk. 2009. Guru Professional. Bandung : Alfabeta
E Mulyasa.2005.Menjadi Guru Professional, Bandung : Pt Remaja Rosda Karya.
Eni Purwati dkk. 2009. Microteaching. Surabaya : Aprinta
Hamzah. B,Uno.2010. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
Hisyam Zaini.2008.Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta :Pustaka Insani Madani            
http://pembelajaranku.com/pengertian-keterampilan-menjelaskan/(online), diunduh 26 November 2013 pukul 15:15 WIB).
http://petrukdavid.blogspot.com/2011/04/keterampilan-membuka-pelajaran-dan.html(online), diunduh 26 November 2013 pukul 15:20 WIB).
(http://habibazhari2.blogspot.com/2013/08/makalah-microteaching-keterampilan.html(online), diunduh 26 November 2013 pukul 16 :15 WIB).
Syaiful Bahri.2000. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : PT Rineka cipta,
Wingkel, W,S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasara Indonesia.
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Individu

WAKAF, HIBAH, SEDEKAH, DAN HADIAH

Sejarah Peradaban Islam Masa Nabi Muhammad Saw.

makalah pengertian pendidikan

MAKALAH PERKEMBANGAN MASA ANAK-ANAK