makalah filsafat pendidikan tentang Pendidikan seumur hidup

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. H, Djono, M.Ag






Disusun :
Erna Erlina 14121110049


(Tarbiyah/PAI – A/2)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
Jl.Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon Telp. (0231) 481264








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR  ............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
 BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C.     Tujuan Penulisan............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian pendidikan seumur hidup ………………………………...……..2
B.     Tujuan pendidikan seumur hidup……………………………………………3
C.     Strategi pendidikan seumur hidup……..…………………………………….4
D.    Implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada
program-program pendidikan………………………………………..……....6
E.     Pendidikan seumur hidup dalam berbagai perspektif………………………..9
BAB III PENUTUP
A.    Simpulan…………………………………………………………………....11
DAFTAR PUSTAKA














 BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Pendidikan adalah modal utama yang harus dimiliki oleh setiap manusia.  Dengan pendidikan akan meninggikan manusia dan merendahkan manusia yang lain, manusia akan dianggap berharga bila memiliki pendidikan yang berguna bagi sesamanya. Masa dari pendidikan sangatlah panjang, banyak orang yang beranggapan bahwa pendidikan itu berlangsung hanya disekolah saja, tetapi dalam kenyataanya pendidikan berlangsung seumur hidup melalui pengalaman-pengalaman yang dijalani dalam kehidupanya. Islam juga menekankan pentingnya pendidikan seumur hidup.
Hal ini menunjukan bahwa pendidikan berlangsung tanpa batas yaitu mulai sejak lahir sampai kita meninggal dunia. Selain itu islam juga mengajarkan untuk mempelajari tidak hanya ayat qouliyah saja, tetapi ayat-ayat kauniyah, atau kejadian-kejadian di sekitar kita. Maka jelaslah sudah bahwa pendidikan seumur hidup itu sangat  benar  adanya didalam kehidupan kita.
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1.      Apa Pengertian pendidikan seumur hidup?
2.      Apa Tujuan pendidikan seumur hidup?
C.     Tujuan
1.       






BAB II
PEMBAHASAN
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

A.    PENGERTIAN PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Pengertian Pendidikan menurut W.J.S Poerwadarminta yaitu dalam segi bahasa pendidikan berasal dari kata dasar didik, dan diberi awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan member latihan (ajaran). Pendidikan sebagai kata benda, berari proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Pendidikan, yaitu pendewasaan diri melalui pengajaran dan latihan.
Pendidikan merupakan usaha mengembangkan kualitas diri manusia dalam segala aspeknya. Pendidikan sebagai aktifitas yang disengaja untuk mencapai tujuan tertentu dan melibatkan berbagai factor yang saling berkaitan antara satu dan lainnya sehingga membentuk satu system yang saling mempengaruhi. ( Salahuddin: 2011: 18).
Menurut stephens,pokok pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu harus memiliki kesempatan yang sistematik, terorgonisir untuk instruction, studi dan learning di setiap kesempatan sepanjang hidup mereka. Adapun tujuannya adalah menyembuhkan kemunduran akan pendidikan sebelumnya memproleh keterampilan baru, meningkatkatkan keahlian, mengembangkan kepribadian dan sebagainya. Menurut silva “ pendidikan seumur hidup berkenaan dengan prinsip pengorganisasian yang akhirnya memungkinkan pendidikan untuk melakukan fungsinya yaitu: proses perubahan yang menuntut perkembangan individu”.
Dari kedua pengertian tersebut di atas maka pendidikan seumur hidup sebagai asas pendidikan mempunyai aspek-aspek :
a.       pendidikan seumur hidup merupakan prinsip pengorganisasian kesempatan. Prinsip ini memungkinkan bahwa setiap kesempatan dalam kehidupan manusia dapat digunakan untuk berlangsungnya proses pendidikan, seperti pendidikan informal, pendidikan formal dan pendidikan non formal.
b.      Proses pendidikan yang dilangsungkan berguna untuk meningkatkan pendidikan sebelumnya, memproleh keterampilan, mengembangkan kepribadian atau tujuan lain yang lebih khusus. (http://idrisdanuarta.blogspot.com/2012/06/pendidikan-seumur-hidup.html)

Dave dalam lifelong education and scool curriculum ( 1973 ) mencoba menggambarkan kerangka kerja teoritis dan operasional pendidikan seumur hidup dalam empat tahap yaitu :
1)      deskripsi komponen-komponen hidup
2)      deskripsi aspek-aspek dalam perjalanan sepanjang hidup
3)      deskripsi pendidikan
4)      deskripsi sebuah sistam operasional pendidikan seumur hidup.
Hidup (life) mempunyai tiga komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya, yaitu (1) individu, (2) masyarakat, dan (3) lingkungan fisik.
Perjalanan manusia seumur hidup ( lifelong ) mengandung perkembangan dan perubahan yang mencakup tiga komponen, yaitu :
a.       tahap-tahap perkembangan individu ( masa belita, masa kanak-kanak, masa sekolah, masa remaja dan masa dewasa ).
b.      peranan-peranan sosial yang umum dan yang unik dalam kehidupan, yang berbeda-beda di setiap lingkungan hidup.
c.       aspek-aspek perkembangan kepribadian ( fisik, mental, sosial dan emosional). (Mudyahardjo, 2008:79).

B.     Tujuan Pendidikan Seumur Hidup
Adapun tujuan untuk pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup ialah sebagai berikut:
1.      Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin.
2.      Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dan dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung selama manusia hidup. (( Hasbullah, 2005:65)
3.      Konsep Pendidikan Seumur Hidup
Asas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu asas bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinu, yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Proses pendidikan ini mencakup bentuk-bentuk belajar secara informal maupun formal baik yang berlangsung dalam keluarga, di sekolah, dalam pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat. ( Hasbullah, 2005:64).

C.    Strategi Pendidikan Seumur Hidup
Stategi dalam pendidikan seumur hidup meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.      Konsep-konsep kunci pendidikan seumur hidup.
Dalam pendidikan seumur hidup dikenal adanya 4 macam konsep kunci, yaitu :
a.       Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri.
Sebagai suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan.hal ini berarti pendidikan akan meliputi seluruh rentangan usia dari usia yang paling muda sampai paling tua. Dan adanya basis institusi yang amat berbeda dengan basis yang mendasari persekolahan konsensional.
Konsepsi pendidikan seumur hidup ( lifelong education ) mulai di masyarakatkan melalui kebijaksanaan Negara ( ketetapan MPR NO. IV/MPR/1973 jo ketetapan MPR NO. IV/MPR/1978, tentang GBHN ) yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional ( pembangunan bangsa dan watak bangsa ) antara lain:
1)      arah pembangunan jangka panjang
pembangunan nasional dilaksanakan didalam rangka pembangunan manusia indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia
GBHN menetapkan : “ pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah”. Konsepsi pendidikan manusia ( indonesia ) seutuhnya dan seumur hidup ini merupakan orientasi baru yang mendasar. Ini berarti kebijaksanaan pendidikan nasional kita telah tidak berorientasi kepada sistem dan teori pendidikan Eropah kontinental yang diajarkan oleh Prof. Dr. M.J. L angeveld yang mengajarkan adanya batas umur dan batas waktu pendidikan. Misalnya, adanya batas-bawah antara 5 - 6 tahun dan batas-atas antara 18- 25 tahun yang dianggap sebagai tingkat kedewasaan ( kematangan ) pribadi. Dengan kebijakan tanpa batas umur dan batas waktu untuk belajar ( sekolah ), maka kita mendorong supaya tiap pribadi sebagai subjek yang betanggung jawab atas pendidikan diri sendiri menyadari bahwa: :
1)      Proses dan waktu pendidikan berlangsung seumur hidup sejak dalam kandungan hingga manusia meninggal.
2)      Bahwa untuk belajar, tiada batas waktu : artinya tidak ada istilah “ terlambat.
3)      Bahwa belajar atau mendidik diri sendiri adalah proses alamiah sebagai bagian integral atau merupakan totalitas kehidupan.
Dalam konsep pendidikan seumur hidup pendidikan informal, non formal adalah saling mengisi dan memperkuat.

b.      Konsep belajar seumur hidup
Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respon terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar. Jadi istilah belajar ini merupakan kegiatan yang dikelola walaupun tampa organisasi sekolah dan kegiatan ini justru mengarah pada penyelenggaraan asas pendidikan seumur hidup.
c.       Konsep pelajar seumur hidup
Pelajar seumur hidup dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup. Melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi problema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar diseluruh tingkat usia dan menerima tantangan dan perubahan seumur hidup sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru. Dalam keadaan demikian perlu adanya pendidikan yang bertujuan membantu perkembangan orang-orang secara sadar dan sistematik merespons untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka seumur hidup ( pelajar dan belajar seumur hidup ).

d.      Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup
Kurikulum, dalam hubungan ini didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup. Kurikulum yang demikian, merupakan kurikulum praktis untuk mencapai tujuan pendidikan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan seumur hidup. (Ihsan, 2008: 45-46).

D.    Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup pada Program-program Pendidikan
Implikasai di sini diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan. Maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut atau follow up suatu kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup. Implikaasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Ananda W.P. Guruge dalam bukunya Toward Better Educatinal Management, dapat dikelompokan menjadi bebarapa kategori berikut:
1)      Pendidikan Baca Tulis Fungsional
Baca tulis fungsional memuat dua hal, yaitu:
a.       Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi anak didik.
b.      Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya tersebut.
2)      Pendidikan Vokasional
Pendidikan vokasional sebagai program pendidikan diluar sekolah bagi anak diluar batas usia sekolah, atau sebagai program pendidikan formal dan non formal dalam rangka apprentice ship training, merupakan salah satu program penting dalam rangka pendidikan seumur hidup.
3)       Pendidikan Profesional
Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup, dalam tiap-tiap profesi hendaknya telah tercipta built in mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminologi, dan sikap profesionalnya.Sebab bagaimanapun apa yang berlaku bagi pekerja dan buruh, berlaku pula bagi profesional, bahkan tantangan buat mereka lebih besar.
4)      Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan
Diakui bahwa era globalisasi dan informasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan iptek telah memengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, dari cara memasak yang serba menggunakan mekanik dan elektronik, sampai dengan cara menerobos angkasa luar. Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya menuntut pendidikan yang berlangsung secara continue (life long education).
Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan social dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari asas pendidikan seumur hidup.

5)      Pendidikan Kewarganegaraan dan Kedewasaan Politik
Di samping tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), dalam kondisi sekarang di mana pola pikir masyarakat semakin maju dan kritis, baik rakyat biasa maupun pemimpin pemerintahan di negara yang demokratis, diperlukan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga negara. Pendidikan seumur hidup yang bersifat continue dalam konteks ini merupakan konsekuensinya.

6)      Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Senggang
Orang-orang terpelajar diharapkan mampu memahami dan menghargai nilai-nilai agama, sejarah, kesusastraan, filsafat hidup, seni, dan music bangsanya sendiri. Pengetahuan tersebut dapat memperkaya hidupnya, terutama segi pengalaman yang memungkinkannya untuk mengisi waktu senggangnya dengan menyenangkan. Oleh karena itu, pendidikan cultural dan pengisian waktu senggang secara konstruktif akan merupakan bagian penting dari life long education.
Sementara itu implikasi konsep life long education ini pada sasaran pendidikan, juga diklasifikasikan dalam enam kategori, yaitu:
a.       Para buruh dan petani.
b.      Golongan remaja yang terganggu pendidikan sekolahnya.
c.       Para pekerja yang berketerampilan.
d.      Golongan teknisi dan professional.
e.       Para pemimpin dalam masyarakat.
f.       Golongan masyarakat yang sudah tua. ( Hasbullah, 2005: 70-74).


E.     Pendidikan Seumur Hidup Dalam Berbagai Perspektif
a.       Tinjauan Ideologis
Pendidikan seumur hidup atau long life education akan memungkinkan seseorang mengembangkan potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Pada dasarnya semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak yang sama, khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilannya (skill).
b.      Tinjauan Ekonomis
Pendidikan seumur hidup dalam konteks ini memungkinkan seseorang untuk:
1.      Meningkatkan produktivitasnya.
2.      Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya.
3.      Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih sehat dan menyenangkan.
4.      Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi sangat penting dan besar artinya.
c.       Tinjauan Sosiologis
Pada umumnya di negara-negara sedang berkembang ditemukan masih banyak orang tua yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan formal bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, anak-anak mereka yang kurang mendapatkan pendidikan formal, putus sekolah, dan atau tidak bersekolah sama sekali. Dengan demikian, pendidikan seumur hidup kepada orang tua akan merupakan solusi dari masalah tersebut.
Tinjauan Filosofis
Negara-negara demokrasi menginginkan seluruh rakyatnya menyadari pentingnya hak memilih dan memahami fungsi pemerintah, DPR, DPD, dan sebagainya. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada setiap orang. Hal ini menjadi tugas pendidikan seumur hidup.
Tinjauan Teknologis
Di era globalisasi seperti sekarang ini, tampaknya dunia dilanda oleh eksplosi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan berbagai produk yang dihasilkannya. Semua orang, tidak terkecuali para pendidik, sarjana, pemimpin dan sebagainya dituntut selalu memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya, seperti apa yang terjadi di negara-negara maju.
Tinjauan Psikologis dan Paedagogis
Pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan personal sepanjang hidup, dalam istilah yang lebih luas yaitu development. Konseptualisasi pendidikan seumur hidup merupakan alat untuk mengembangkan individu-individu yang akan belajar seumur hidup agar lebih bernilai bagi masyarakat.( Hasbullah, 2008 67-70).











BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
Pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Proses pendidikan seumur hidup berlangsung secara kontinue, dan tidak terbatas oleh waktu seperti pendidikan formal, proses belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang yang terpelajar tetapi semua lapisan masyarakat bisa melaksanakannya. Adapun tujuannya adalah menyembuhkan kemunduran akan pendidikan sebelumnya memproleh keterampilan baru, meningkatkatkan keahlian, mengembangkan kepribadian dan sebagainya.
 pendidikan seumur hidup ini membahas Strategi dalam pendidikan seumur hidup, Konsepsi pendidikan manusia ( indonesia ) seutuhnya dan seumur hidup, Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup pada Program-program Pendidikan, dan juga Pendidikan Seumur Hidup Dalam Berbagai Perspektif. Impilikasi  konsep pendidikan seumur hidup merupakan orientasi baru yang mendasar. Ini berarti kebijaksanaan pendidikan nasional kita telah tidak berorientasi kepada sistem dan teori pendidikan Eropah kontinental yang diajarkan oleh Prof. Dr. M.J. L angeveld yang mengajarkan adanya batas umur dan batas waktu pendidikan.
Adapun dalam konsep pendidikan seumur hidup pendidikan informal, non formal adalah saling mengisi dan memperkuat. Asas pendidikan seumur hidup bertitik-tolak atas keyakinan, bahwa proses pendidikan dapat berlangsung selama manusia hidup, baik didalam maupun diluar sekolah.


DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah, 2005.  Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ihsan, Fuad, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta; Rineka Cipta, 2008.
Mudyahardjo, Redja. 2008. Filsafat Ilmu Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Salahudin, Anas. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Individu

WAKAF, HIBAH, SEDEKAH, DAN HADIAH

Sejarah Peradaban Islam Masa Nabi Muhammad Saw.

makalah pengertian pendidikan

MAKALAH PERKEMBANGAN MASA ANAK-ANAK