Model Pembelajaran Mandiri Tipe SAVI


MODEL PEMBELAJARAN MANDIRI TIPE SAVI
Makalah Ini Diajukan Untuk Ujian Tengah Semester (UTS)
Mata Kuliah : Model-Model Pembelajaran
Dosen Pengampu: Dr. H. Suklani, M.Pd

                                                                 



Oleh:

Erna erlina (14121110049)
Jur/smester : PAI A/4



TARBIYAH/ PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
Jalan Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon-Jawa Barat 45132
2014/2015


 DAFTAR ISI
DAFTAR  ISI...................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................... 1
BAB II Tinjauan Teoritis................................................................................... 2
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................. 4
A. pengertian Model pembelajaran SAVI............................................................. 4
B.  prinsip-prinsip dasar model pembelajran SAVI ..............................................  6
C. Karakteristik model pembelajaran SAVI......................................................... 7
D. tahap-tahap model pembelajaran SAVI ..........................................................  9
E. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran SAVI.................................... 11
BAB III PENUTUP............................................................................................ 13
Simpulan ............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14

 BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam sistem pendidikan, peserta didik dituntut untuk belajar secara mandiri. Saat ini, pembelajaran inovatif yang akan mampu membawa perubahan belajar bagi siswa, telah menjadi barang wajib bagi guru. Bagi anak usia SD, belajar yang perlu ditekankan adalah melalui pengalaman langsung, terutama pada mata pelajaran IPA. Pengalaman langsung akan membuat pengetahuan yang mereka dapat lebih bertahan lama di otak mereka daripada mendengarkan ceramah dari guru.
            Pembelajaran Terpadu sangat bagus diterapkan bagi anak SD karena dalam pembelajaran ini menekankan pada tindakan nyata dan berpusat pada siswa. Pembelajaran Terpadu menekankan bahwa anak belajar dengan seluruh tubuhnya, semua alat indra dilibatkan. Siswa tidak hanya duduk diam, tapi dengan aktivitas yang menggerakkan seluruh indranya. Untuk itu dikenal pula Model Pembelajaran Mandiri Tipe SAVI.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian model pembelajaran SAVI?
2.      Apa prinsip-prinsip dasar model pembelajran SAVI?
3.      Apa Karakteristik model pembelajaran SAVI?
4.      Bagaimana tahap-tahap model pembelajaran SAVI?
5.      Apa Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran SAVI?
C.    Tujuan Penulisan
1.       Untuk mengetahui Pengertian model pembelajaran SAVI
2.       Untuk memahami prinsip-prinsip dasar model pembelajaran SAVI
3.      Untuk mengetahui karakteristik model pembelajaran SAVI
4.      Untuk memahami tahap-tahap model pembelajaran SAVI
5.      Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan model pembelajaran SAVI
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Fenomena pembelajaran yang pernah dialami oleh setiap individu hingga saat ini adalah metode belajar Konvensional yang cenderung menyerupai bentuk dan gaya pabrik: mekanisme, standardisasi,kontrol luar, satu ukuran untuk satu format. Model belajar seperti itu menjadikan pembelajar jadi produk yang penurut, kurang kritis, menghafal materi pelajaran atau perkuliahan. akibatnya, kadang-kadang muncul ketegangan dalam diri mereka, kecemasan akan masa depan, kurang percaya diri, minder, muncul ketakutan yang berlebihan, dan lain-lain.
Pembangunan nasional jangka panjang 25 tahun kedua dan selanjutnya, berada dalam abad ke-21 sehingga perubahan proses pembelajaran di semua tingkat pendidikan ( mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) sampai dengan sekolah Perguruan Tinggi (PT) yang saat ini berada pada abad ke-21 sungguh relevan. Tuntutan abad ke-21 mengisyaratkan lulusan setiap jenjeang pendidikan memiliki model pembelajaran yang pada akhirnya menghasilkan lulusan yang mampu mandiri dan bahkan menciptakan lapangan pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Proses pembelajaran harus sesuai dengan tuntutan abad ke-21. oleh karena itu, setiap pembelajar memahami strategi pembelajaran yang mampu menciptakan kemandirian. salah satu jenis strategi pembelajaran yang mampu menciptakan kemandirian adalah strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh Dave Meier. (Rusman,2012: 372-373).
Model Pembelajaran Tipe SAVI merupakan Model-Model Pembelajaran Mandiri, selain Tipe SAVI ada juga Tipe MASTER. Kata Mandiri mengandung arti tidak tergantung kepada orang lain, bebas, dan dapat melakukan sendiri. Kata ini sering kali diterapkan untuk pengertian dan tingkat kemandirian yang berbeda-beda. Dalam belajar Mandiri, menurut Wedemeyer (1983), peserta didik yang belajar secara mandiri mempunyai kebebasan untuk belajar tanpa harus menghadiri pembelajaran yang diberikan guru/pendidik di kelas. Peserta didik dapat mempelajari pokok materi tertentu dengan membaca modul atau melihat dan mengakses program e-learning tanpa bantuan atau dengan bantuan terbatas dari orang lain.(Rusman,2012:353).
Teori yang mendukung pembelajaran SAVI adalah Accelerated Learning, teori otak kanan/kiri; teori otak triune; pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik); teori kecerdasan ganda; pendidikan (holistic) menyeluruh; belajar berdasarkan pengelaman; belajar dengan symbol. Accelerated learning (AL) merupakan suatu pendekatan baru yang dikemukakan oleh Dave Meier. Accelerated Learning didasarkan pada penelitian yang mutakhir mengenai otak dan belajar. Dalam penerapan pendekatan ini dapat digunakan berbagi metode dan media, sifat terbuka dan luwes, pembelajar terlibat sepenuhnya. Dave Meier menyatakan salah satu prinsip poko AL adalah belajar dengan melibatkan seluruh tubuh dan fikiran.
AL dapat menawarkan berbagai kegiatan pendekatan yang mengutamakan peningkatan keterampilan dan keprofesionalan. Unsur-unsur dalam pendekatan SAVI adalah somatik, auditori, visual dan intelektual. Keempat unsur tersebut harus ada dalam satu peristiwa  pembelajaran. Dave Meier (2002: 33) menyatakan orang dapat belajar paling baik dalam lingkungan fisik, emosi, dan sosial yang positif, yaitu lingkungan yang tenang sekaligus mengugah semangat ada rasa keutuhan, keamanan, minat dan kegembiraan sangat penting untuk mengoptimalkan pembelajaran.
Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda. Mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatif dan hidup.
Berdasarkan uraian diatas maka suasana belajar dikatan baik apabila didukung dengan keadaan yang positif dan ada minat dari pembelajar sehingga dapat mengoptimalkan pembelajran



BAB III
PEMBAHASAN
MODEL PEMBELAJARAN MANDIRI TIPE SAVI

A.    Pengertian Model Pembelajaran SAVI
SAVI singkatan dari Somatic, Auditori, Visual dan Intektual. Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Dave meier (2002: 91) menyatakan bahwa, “pendekatan SAVI” merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan cara menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua alat indera. Unsur-unsur yang terdapat dalam “SAVI” adalah somatik, auditori, visual dan intelektual. Keempat unsur ini harus ada dalam peristiwa pembelajaran, sehingga belajar bisa optimal.
a)      Somatik
Somatik berasal dari bahasa yunani  yang berarti tubuh (soma) seperti dalam kata psikomatis. Dave Meier (2002: 92) menyatakan bahwa belajar, “ Belajar somatik adalah belajar dengan indera peraba, praktis (melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakan tubuh sewaktu belajar”. Sedangkan menurut Bobbi de Porter dkk (2004: 168) bahwa para pelajar somatik suka belajar melalui gerakan dan paling baik menghapal informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta. Jadi somatik mengutamakan belajar dengan berbuat dan bergerak.
Belajar somatik memerlukan usaha yang dapat merangsang pembelajar untuk melibatkan tubuhnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menciptakan suasana belajar yang dapat membuat pembelajar bangkit aktif secara fisik. Namun tidak semua pembelajaran memerlukan aktifitas fisik, seperti yang di ungkapkan Dave Meier dalam bukunya yang berjudul “The accelerated learning hand book” (terjemahan: 2002: 95) “ Tidak semua pembelajaran memerlukan aktifitas belajar aktif dan pasif secara fisik, anda dapat membantu pembelajar setiap orang”.
b)      Auditori
Belajar auditori adalah belajar yang mengutamakan berbicara dan mendengar. Dave Meier (2002:95) menyatakan bahwa belajar auditori sangat dianjurkan terutama oleh bangsa yunani kuno. Mereka memilih filosofi bahwa kita mau belajar lebih banyak tentanga apa saja, bicarakanlah tanpa henti.Belajar auditori lebih menekankan pada keterampilan berbicara dan menyimak. Dalam penerapannya diperlukan suatu rancangan pelajran yang menarik bagi saluran auditori. Rancangan ini harus dapat mengajak pembelajar membicarakan apa yang sedang mereka pelajari, misalnya ajak pembicara berbicara saat mereka memecahkan masalah, menguasai keterampilan atau menciptakan makna-makna pribadi bagi diri mereka sendiri.Berikut adalah beberapa saran yang dikemukaka oleh Dave Merier (2002: 96) untuk meningkatkan penggunaan saran auditori yakni:  1) Mintalah pembelajar brpasang-pasangan membicarakan secara terperinci apa yang baru saja mereka pelajari dan bagimana mereka akan menerapkannya. 2) Mintalah pembelajar mempraktikan suatu keterampilan atau memperagakan suatu konsep sambil mengucapkan secara terperinci apa yang sedang mereka kerjakan. 3) Mintalah pembelajar berkelompok dan berbicara saat sedang menyusun pemecahan masalah.
c)      Visual
Belajar visual adalah belajar dengan cara mengamati dan mengambarkan. Menurut Dave Meier (2002: 97) bahwa didalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera yang lain. Jadi informasi lebih efektif ditangkap melalui visual. Hanya dengan memperhatikan, kita bisa mengamati banyak hal. Belajar visual memerlukan bentuk visual dari materi pembelajaran, diantaranya Bahasa yang penuh denag gambar, Benda tiga dimensi, Pengamatan lapangan.


d)     Intelektual
Menurut Dave Meier (2002: 99) kata intelektual menunjukan apa yang dilakukan pembelajaran dalam fikiran mereka secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk memikirkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan makna, rencana dan nilai dari pengalaman tersebut.Berdasarkan pendapat tersebut, belajar intelektual berfokus pada belajar memecahkan masalah dan berfikir. Aspek intelektual dalam belajar dapat terlatih jika pembelajar terlibat dalam aktifitas seperti ini:
1)      Memecahkan masalah
2)      Melahirkan gagasan yang kreatif
3)      Mengajarkan perencanaan yang strategis
4)      Mencari dan menyaring informasi
5)      Merumuskan pertanyaan

B.     Prinsip Dasar Model Pembelajaran SAVI
Dikarenakan pembelajaran SAVI sejalan dengan gerakan Accelerated Learning (AL), maka prinsipnya juga sejalan dengan AL yaitu:
1)      Pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh
2)      Pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi.
3)       Kerjasama membantu proses pembelajaran
4)      Pembelajaran berlangsung pada benyak tingkatan secara simultan
5)      Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik.
6)      Emosi positif sangat membantu pembelajaran.
7)      Otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.


C.    Karakteristik Model Pembelajaran SAVI
1.      Somatic
“Somatic” berasal dari Bahasa Yunani “soma” yang berarti tubuh.  Jadi belajar somatic berarti belajar dengan indera peraba, kinestetis, praktis melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh ketika belajar.  Penelitian neurologis telah membongkar keyakinan kebudayaan barat yang keliru bahwa pikiran dan tubuh adalah entitas yang terpisah.  Temuan penelitian menyimpulkan bahwa pikiran tersebar di seluruh tubuh.  Intinya tubuh adalah pikiran dan pikiran adalah tubuh.
  Keduanya merupakan sistem kimiawi-biologis yang terpadu.  Jadi dengan menghalangi pembelajar somatic menggunakan tubuh mereka sepenuhnya dalam belajar maka kita menghalangi fungsi pikiran mereka sepenuhnya.  Untuk merangsang hubungan pikiran-tubuh guru perlu menciptakan suasana belajar yang dapat membuat orang bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke waktu.  Tidak semua pembelajaran memerlukan aktivitas fisik, tetapi dengan berganti-ganti menjalankan aktivitas belajar aktif dan pasif secara fisik kita dapat membantu pembelajaran siswa dengan baik.
2.      Auditori
Pikiran auditori kita lebih kuat daripada yang kita sadari.  Telinga kita menangkap dan menyimpan informasi auditori bahkan tanpa kita sadari.  Dalam merancang pembelajaran yang menarik bagi saluran auditori yang kuat dalam diri siswa carilah cara untuk mengajak mereka membicarakan apa yang sedang mereka pelajari.  Minta mereka menterjemahkan pengalaman mereka dengan suara.  Mintalah mereka membaca keras-keras, ajaklah mereka berbicara saat mereka memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat rencana kerja, menguasai keteramipilan, membuat tinjauan pengalaman belajar atau memperhatikan penjelasan dari sumber-sumber belajar.
3.      Visual
Belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Dalam otak kita terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera yang lain. Setiap siswa yang menggunakan visualnya lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau sebuah buku atau program computer. Secara khususnya pembelajar visual yang baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan sebagainya ketika belajar.
4.      Intelektual
Intelektual adalah pencipta makna dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk berfikir, menyatukan pengalaman, menciptakan hubungan, makna, rencana dan nilai-nilai dari hubungan tersebut.  Intelektual adalah bagian diri yang merenung, mencipta, memecahkan masalah dan membangun makna.  Intelektual adalah pencipta makna dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk berfikir, menyatukan pengalaman, menciptakan jaringan syaraf baru dan belajar.  Intelektual menghubungan pengalaman mental, fisik, emosional, dan intuitif tubuh untuk membuat makna baru bagi dirinya sendiri. 




D.    Tahap-Tahap Model Pembelajaran SAVI
Pembelajaran SAVI dapat direncanakan dan kelompok dalam empat tahap:
1.      Tahap persiapan (kegiatan pendahuluan)
Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar. Secara spesifik meliputi hal:
a)      Memberikan sugesti positif
b)       Memberikan pernyataan yang memberi manfaat kepada siswa
c)      Memberikan tujuan yang jelas dan bermakna
d)      Membangkitkan rasa ingin tahu
e)      Menciptakan lingkungan fisik yang positif.
f)       Menciptakan lingkungan emosional yang positif
g)      Menciptakan lingkungan sosial yang positif
h)       Menenangkan rasa takut
i)        Menyingkirkan hambatan-hambatan belajar
j)        Banyak bertanya dan mengemukakan berbagai masalah
k)      Merangsang rasa ingin tahu siswa
l)        Mengajak pembelajar terlibat penuh sejak awal.
2.      Tahap Penyampaian (kegiatan inti)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menemukan materi belajar yang baru dengan cara menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindera, dan cocok untuk semua gaya belajar. Hal- hal yang dapat dilakukan guru:
a)      Uji coba kolaboratif dan berbagi pengetahuan
b)      pengamatan fenomena dunia nyata
c)      pelibatan seluruh otak, seluruh tubuh
d)     presentasi interaktif
e)      grafik dan sarana yang presentasi brwarna-warni
f)       aneka macam cara untuk disesuaikan dengan seluruh gaya belajar
g)      proyek belajar berdasar kemitraan dan berdasar tim
h)      latihan menemukan (sendiri, berpasangan, berkelompok)
i)        pengalaman belajar di dunia nyata yang kontekstual
j)        pelatihan memecahkan masalah
3.      Tahap Pelatihan (kegiatan inti)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara. Secara spesifik, yang dilakukan guru yaitu: 1) aktivitas pemrosesan siswa 2) berusaha aktif atau umpan balik atau renungan atau usaha kembali 3) simulasi dunia-nyata 4) permainan dalam belajar 5) pelatihan aksi pembelajaran 6) aktivitas pemecahan masalah 7) refleksi dan artikulasi individu 8) dialog berpasangan atau berkelompok 9) pengajaran dan tinjauan kolaboratif 10) aktivitas praktis membangun keterampilan 11)mengajar balik
4.      Tahap penampilan hasil (kegiatan penutup)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat.



E.     Kelebihan dan kekurangan pendekatan SAVI
Penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangannya dibandingkan dengan pendekatan belajar lainnya. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan  dari pendekatan SAVI. (Widaningsi,2004). Ada beberapa kelebihan dari pendekatan SAVI antara lain:
1)                 Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual;
2)                 Memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik dan efektif;
3)                 Mampu membangkitkan kreatifitas dan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa;
4)                 Memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa melalui pembelajaran secara visual, auditori dan intelektual.
5)                 Pembelajaran lebih menarik dengan adanya permainan belajar.
6)                 Pendekatan yang ditawarkan tidak kaku tetapi dapat sangat bervariasi tergantung pada pokok bahasan, dan pembelajarn itu sendiri.
7)                 Dapat menciptakan lingkungan belajar yang posotof.
8)                  Adanya keterlibatan pembelajaran sepenuhnnya
9)                 Terciptanya kerja sama diantara pembelajar.
Pendekatan SAVI juga memiliki kekuarangan, yaitu:
1)      Pendekatan ini sangat menuntut adanya guru yang sempurna sehingga dapat memadukan keempat komponen dalam SAVI secara utuh;
2)      Penerapan pendekatan ini membutuhkan kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran yang menyeluruh dan disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga memerlukan biaya pendidikan yang sangat besar. Terutama untuk pengadaan media pembelajaran yang canggih dan menarik. Ini dapat dipenuhi pada sekolah-sekolah maju.
3)      Pendekatan yang memang tidak kaku tetapi harus disesuaikan dengan pokok bahasan materi pembelajaran.
4)       Pendekatan “SAVI” ini masih tergolong baru, banyak pengajar guru sekalipun yang belum menguasai pendekatan “SAVI”
5)      Pendekatan “SAVI” ini cenderung kepada keaktifan siswa, sehingga untuk siswa yang memiliki tingkat kecerdasan kurang, menjadikan siswa itu minder. (http://sweetywhinie.blogspot.com/2013/03/model-savi.html)












BAB IV
A.    Simpulan
Penerapan Pendekatan SAVI yaitu dengan mengkombinasikan gerak fisik dan aktifitas intelektual serta dengan menggunakan semua indera yang dimiliki, dapat berpengaruh besar pada aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung terutama pada mata pelajaran IPA. Pendekatan SAVI mampu memunculkan suasana belajar yang lebih menarik dan efektif, membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui penggabungan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual, mampu membangkitkan kreativitas dan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa, serta memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa melalui pembelajaran secara visual, auditori dan intelektual karena pelajaran IPA tidak hanya cukup dengan ceramah saja, harus ada praktek realnya.
Belajar siswa bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam suatu peristiwa pembelajaran. Siswa dapat meningkatkan kemampuan mereka memecahkan masalah (Intelektual) jika mereka secara simultan menggerakan sesuatu (Somatis) untuk menghasilkan piktogram atau pajangan tiga dimensi (Visual) sambil membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan (Auditori). Menggabungkan keempat modalitas belajar dalam satu peristiwa pembelajaran adalah inti dari Pembelajaran Multi Indriawi.









B.     Daftar Pustaka
DePorter, Bobbi. 2005. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang Kelas. Editor, Mike Hernacki. Diterjemahkan oleh Ary Nilandari. Bandung: Kaifa.
Meier, Dave. 2005. The Accelerated Learning Handbooks: Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. Diterjemahkan oleh Rahmani Astuti. Bandung: Kaifa.
Meier, Dave.2002. the accelerated learning handbook. Bandung : MMU (Mizan Media Utama)
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru/ Rusman.-Ed.2,-5-Jakarta: Rajawali Pers,
http://sweetywhinie.blogspot.com/2013/03/model-savi.html.(online), (http://.google.co.id), diunduh 10 April 2014 7. pukul 17:00 WIB

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Individu

WAKAF, HIBAH, SEDEKAH, DAN HADIAH

Sejarah Peradaban Islam Masa Nabi Muhammad Saw.

makalah pengertian pendidikan

MAKALAH PERKEMBANGAN MASA ANAK-ANAK