Model Pembelajaran Mandiri Tipe SAVI
MODEL PEMBELAJARAN
MANDIRI TIPE SAVI
Makalah Ini Diajukan Untuk Ujian Tengah
Semester (UTS)
Mata Kuliah : Model-Model Pembelajaran
Dosen Pengampu: Dr. H. Suklani, M.Pd
Oleh:
Erna erlina (14121110049)
Erna erlina (14121110049)
Jur/smester : PAI A/4
TARBIYAH/ PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
Jalan Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon-Jawa Barat 45132
2014/2015
DAFTAR ISI......................................................................................................
i
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
1
A. Latar Belakang.................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................
1
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................
1
BAB II Tinjauan
Teoritis................................................................................... 2
BAB III
PEMBAHASAN .................................................................................. 4
A. pengertian Model pembelajaran SAVI.............................................................
4
B. prinsip-prinsip
dasar model pembelajran SAVI .............................................. 6
C. Karakteristik model
pembelajaran SAVI.........................................................
7
D. tahap-tahap model
pembelajaran SAVI .......................................................... 9
E.
Kelebihan
dan kekurangan model pembelajaran SAVI....................................
11
BAB III PENUTUP............................................................................................ 13
Simpulan
............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
sistem pendidikan, peserta didik dituntut untuk belajar secara mandiri. Saat
ini, pembelajaran inovatif yang akan mampu membawa perubahan belajar bagi
siswa, telah menjadi barang wajib bagi guru. Bagi anak usia
SD, belajar yang perlu ditekankan adalah melalui pengalaman langsung, terutama
pada mata pelajaran IPA. Pengalaman langsung akan membuat pengetahuan yang
mereka dapat lebih bertahan lama di otak mereka daripada mendengarkan ceramah
dari guru.
Pembelajaran Terpadu sangat bagus diterapkan bagi anak SD
karena dalam pembelajaran ini menekankan pada tindakan nyata dan berpusat pada
siswa. Pembelajaran Terpadu menekankan bahwa anak belajar dengan seluruh
tubuhnya, semua alat indra dilibatkan. Siswa tidak hanya duduk diam, tapi
dengan aktivitas yang menggerakkan seluruh indranya. Untuk itu dikenal pula Model
Pembelajaran Mandiri Tipe SAVI.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian model pembelajaran SAVI?
2.
Apa
prinsip-prinsip dasar model pembelajran SAVI?
3.
Apa Karakteristik
model pembelajaran SAVI?
4.
Bagaimana
tahap-tahap model pembelajaran SAVI?
5.
Apa Kelebihan
dan kekurangan model pembelajaran SAVI?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian model pembelajaran SAVI
2. Untuk memahami prinsip-prinsip dasar model pembelajaran SAVI
3. Untuk mengetahui karakteristik model pembelajaran SAVI
4. Untuk memahami tahap-tahap model pembelajaran SAVI
5. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan model pembelajaran
SAVI
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Fenomena pembelajaran yang pernah dialami oleh setiap individu
hingga saat ini adalah metode belajar Konvensional yang cenderung menyerupai
bentuk dan gaya pabrik: mekanisme, standardisasi,kontrol luar, satu ukuran
untuk satu format. Model belajar seperti itu menjadikan pembelajar jadi produk
yang penurut, kurang kritis, menghafal materi pelajaran atau perkuliahan.
akibatnya, kadang-kadang muncul ketegangan dalam diri mereka, kecemasan akan
masa depan, kurang percaya diri, minder, muncul ketakutan yang berlebihan, dan
lain-lain.
Pembangunan nasional jangka panjang 25 tahun kedua dan
selanjutnya, berada dalam abad ke-21 sehingga perubahan proses pembelajaran di
semua tingkat pendidikan ( mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) sampai dengan
sekolah Perguruan Tinggi (PT) yang saat ini berada pada abad ke-21 sungguh
relevan. Tuntutan abad ke-21 mengisyaratkan lulusan setiap jenjeang pendidikan
memiliki model pembelajaran yang pada akhirnya menghasilkan lulusan yang mampu
mandiri dan bahkan menciptakan lapangan pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki. Proses pembelajaran harus sesuai dengan tuntutan
abad ke-21. oleh karena itu, setiap pembelajar memahami strategi pembelajaran
yang mampu menciptakan kemandirian. salah satu jenis strategi pembelajaran yang
mampu menciptakan kemandirian adalah strategi pembelajaran yang dikemukakan
oleh Dave Meier. (Rusman,2012: 372-373).
Model Pembelajaran Tipe SAVI merupakan Model-Model
Pembelajaran Mandiri, selain Tipe SAVI ada juga Tipe MASTER. Kata Mandiri
mengandung arti tidak tergantung kepada orang lain, bebas, dan dapat melakukan
sendiri. Kata ini sering kali diterapkan untuk pengertian dan tingkat
kemandirian yang berbeda-beda. Dalam belajar Mandiri, menurut Wedemeyer (1983),
peserta didik yang belajar secara mandiri mempunyai kebebasan untuk belajar
tanpa harus menghadiri pembelajaran yang diberikan guru/pendidik di kelas.
Peserta didik dapat mempelajari pokok materi tertentu dengan membaca modul atau
melihat dan mengakses program e-learning tanpa bantuan atau dengan
bantuan terbatas dari orang lain.(Rusman,2012:353).
Teori yang mendukung pembelajaran SAVI adalah Accelerated
Learning, teori otak kanan/kiri; teori otak triune; pilihan modalitas (visual,
auditorial dan kinestetik); teori kecerdasan ganda; pendidikan (holistic)
menyeluruh; belajar berdasarkan pengelaman; belajar dengan symbol. Accelerated
learning (AL) merupakan suatu pendekatan baru yang dikemukakan oleh Dave Meier.
Accelerated Learning didasarkan pada penelitian yang mutakhir mengenai otak dan
belajar. Dalam penerapan pendekatan ini dapat digunakan berbagi metode dan
media, sifat terbuka dan luwes, pembelajar terlibat sepenuhnya. Dave Meier
menyatakan salah satu prinsip poko AL adalah belajar dengan melibatkan seluruh
tubuh dan fikiran.
AL dapat menawarkan berbagai kegiatan pendekatan yang
mengutamakan peningkatan keterampilan dan keprofesionalan. Unsur-unsur dalam
pendekatan SAVI adalah somatik, auditori, visual dan intelektual. Keempat unsur
tersebut harus ada dalam satu peristiwa pembelajaran. Dave Meier
(2002: 33) menyatakan orang dapat belajar paling baik dalam lingkungan fisik,
emosi, dan sosial yang positif, yaitu lingkungan yang tenang sekaligus mengugah
semangat ada rasa keutuhan, keamanan, minat dan kegembiraan sangat penting untuk
mengoptimalkan pembelajaran.
Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang
menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh,
semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya
belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara
yang berbeda. Mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang nonlinear,
nonmekanis, kreatif dan hidup.
Berdasarkan uraian diatas maka suasana belajar dikatan baik
apabila didukung dengan keadaan yang positif dan ada minat dari pembelajar
sehingga dapat mengoptimalkan pembelajran
BAB III
PEMBAHASAN
MODEL PEMBELAJARAN MANDIRI TIPE SAVI
A. Pengertian Model Pembelajaran SAVI
SAVI singkatan
dari Somatic, Auditori, Visual dan Intektual. Pembelajaran SAVI adalah
pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat
indra yang dimiliki siswa. Dave meier (2002: 91) menyatakan bahwa, “pendekatan
SAVI” merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan cara menggabungkan gerakan
fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua alat indera.
Unsur-unsur yang terdapat dalam “SAVI” adalah somatik, auditori, visual dan
intelektual. Keempat unsur ini harus ada dalam peristiwa pembelajaran, sehingga
belajar bisa optimal.
a)
Somatik
Somatik berasal
dari bahasa yunani yang berarti tubuh (soma) seperti dalam kata
psikomatis. Dave Meier (2002: 92) menyatakan bahwa belajar, “ Belajar somatik
adalah belajar dengan indera peraba, praktis (melibatkan fisik dan menggunakan
serta menggerakan tubuh sewaktu belajar”. Sedangkan menurut Bobbi de Porter dkk
(2004: 168) bahwa para pelajar somatik suka belajar melalui gerakan dan paling
baik menghapal informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta.
Jadi somatik mengutamakan belajar dengan berbuat dan bergerak.
Belajar
somatik memerlukan usaha yang dapat merangsang pembelajar untuk melibatkan
tubuhnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menciptakan suasana belajar yang
dapat membuat pembelajar bangkit aktif secara fisik. Namun tidak semua
pembelajaran memerlukan aktifitas fisik, seperti yang di ungkapkan Dave Meier
dalam bukunya yang berjudul “The accelerated learning hand book” (terjemahan:
2002: 95) “ Tidak semua pembelajaran memerlukan aktifitas belajar aktif dan
pasif secara fisik, anda dapat membantu pembelajar setiap orang”.
b)
Auditori
Belajar
auditori adalah belajar yang mengutamakan berbicara dan mendengar. Dave Meier
(2002:95) menyatakan bahwa belajar auditori sangat dianjurkan terutama oleh
bangsa yunani kuno. Mereka memilih filosofi bahwa kita mau belajar lebih banyak
tentanga apa saja, bicarakanlah tanpa henti.Belajar auditori lebih menekankan
pada keterampilan berbicara dan menyimak. Dalam penerapannya diperlukan suatu
rancangan pelajran yang menarik bagi saluran auditori. Rancangan ini harus
dapat mengajak pembelajar membicarakan apa yang sedang mereka pelajari,
misalnya ajak pembicara berbicara saat mereka memecahkan masalah, menguasai
keterampilan atau menciptakan makna-makna pribadi bagi diri mereka sendiri.Berikut
adalah beberapa saran yang dikemukaka oleh Dave Merier (2002: 96) untuk
meningkatkan penggunaan saran auditori yakni: 1) Mintalah pembelajar brpasang-pasangan
membicarakan secara terperinci apa yang baru saja mereka pelajari dan bagimana
mereka akan menerapkannya. 2) Mintalah pembelajar mempraktikan suatu
keterampilan atau memperagakan suatu konsep sambil mengucapkan secara
terperinci apa yang sedang mereka kerjakan. 3) Mintalah pembelajar berkelompok
dan berbicara saat sedang menyusun pemecahan masalah.
c)
Visual
Belajar
visual adalah belajar dengan cara mengamati dan mengambarkan. Menurut Dave
Meier (2002: 97) bahwa didalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk
memproses informasi visual daripada semua indera yang lain. Jadi informasi
lebih efektif ditangkap melalui visual. Hanya dengan memperhatikan, kita bisa
mengamati banyak hal. Belajar visual memerlukan bentuk visual dari materi
pembelajaran, diantaranya Bahasa yang penuh denag gambar, Benda tiga dimensi, Pengamatan
lapangan.
d) Intelektual
Menurut
Dave Meier (2002: 99) kata intelektual menunjukan apa yang dilakukan
pembelajaran dalam fikiran mereka secara internal ketika mereka menggunakan
kecerdasan untuk memikirkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan makna,
rencana dan nilai dari pengalaman tersebut.Berdasarkan pendapat tersebut,
belajar intelektual berfokus pada belajar memecahkan masalah dan berfikir.
Aspek intelektual dalam belajar dapat terlatih jika pembelajar terlibat dalam
aktifitas seperti ini:
1)
Memecahkan
masalah
2)
Melahirkan
gagasan yang kreatif
3)
Mengajarkan
perencanaan yang strategis
4)
Mencari dan
menyaring informasi
5)
Merumuskan
pertanyaan
B. Prinsip Dasar Model Pembelajaran SAVI
Dikarenakan
pembelajaran SAVI sejalan dengan gerakan Accelerated Learning (AL), maka
prinsipnya juga sejalan dengan AL yaitu:
1)
Pembelajaran
melibatkan seluruh pikiran dan tubuh
2)
Pembelajaran
berarti berkreasi bukan mengkonsumsi.
3)
Kerjasama
membantu proses pembelajaran
4)
Pembelajaran
berlangsung pada benyak tingkatan secara simultan
5)
Belajar
berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik.
6)
Emosi
positif sangat membantu pembelajaran.
7)
Otak-citra
menyerap informasi secara langsung dan otomatis.
C. Karakteristik Model Pembelajaran SAVI
1. Somatic
“Somatic” berasal dari Bahasa Yunani “soma” yang berarti
tubuh. Jadi belajar somatic berarti belajar dengan indera peraba,
kinestetis, praktis melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh
ketika belajar. Penelitian neurologis telah membongkar keyakinan
kebudayaan barat yang keliru bahwa pikiran dan tubuh adalah entitas yang
terpisah. Temuan penelitian menyimpulkan bahwa pikiran tersebar di
seluruh tubuh. Intinya tubuh adalah pikiran dan pikiran adalah tubuh.
Keduanya merupakan sistem kimiawi-biologis yang
terpadu. Jadi dengan menghalangi pembelajar somatic menggunakan
tubuh mereka sepenuhnya dalam belajar maka kita menghalangi fungsi pikiran
mereka sepenuhnya. Untuk merangsang hubungan pikiran-tubuh guru perlu
menciptakan suasana belajar yang dapat membuat orang bangkit dan berdiri dari
tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke waktu. Tidak semua
pembelajaran memerlukan aktivitas fisik, tetapi dengan berganti-ganti
menjalankan aktivitas belajar aktif dan pasif secara fisik kita dapat membantu
pembelajaran siswa dengan baik.
2. Auditori
Pikiran auditori kita lebih kuat daripada yang kita
sadari. Telinga kita menangkap dan menyimpan informasi auditori bahkan
tanpa kita sadari. Dalam merancang pembelajaran yang menarik bagi saluran
auditori yang kuat dalam diri siswa carilah cara untuk mengajak mereka
membicarakan apa yang sedang mereka pelajari. Minta mereka menterjemahkan
pengalaman mereka dengan suara. Mintalah mereka membaca keras-keras,
ajaklah mereka berbicara saat mereka memecahkan masalah, membuat model,
mengumpulkan informasi, membuat rencana kerja, menguasai keteramipilan, membuat
tinjauan pengalaman belajar atau memperhatikan penjelasan dari sumber-sumber
belajar.
3. Visual
Belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Dalam otak kita
terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua
indera yang lain. Setiap siswa yang menggunakan visualnya lebih mudah belajar
jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau sebuah buku
atau program computer. Secara khususnya pembelajar visual yang baik jika mereka
dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan
sebagainya ketika belajar.
4. Intelektual
Intelektual adalah pencipta makna dalam pikiran, sarana yang digunakan
manusia untuk berfikir, menyatukan pengalaman, menciptakan hubungan, makna,
rencana dan nilai-nilai dari hubungan tersebut. Intelektual adalah bagian
diri yang merenung, mencipta, memecahkan masalah dan membangun makna.
Intelektual adalah pencipta makna dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia
untuk berfikir, menyatukan pengalaman, menciptakan jaringan syaraf baru dan
belajar. Intelektual menghubungan pengalaman mental, fisik, emosional,
dan intuitif tubuh untuk membuat makna baru bagi dirinya sendiri.
D. Tahap-Tahap Model Pembelajaran SAVI
Pembelajaran SAVI dapat direncanakan dan kelompok dalam empat
tahap:
1.
Tahap
persiapan (kegiatan pendahuluan)
Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan
perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan
mereka dalam situasi optimal untuk belajar. Secara spesifik meliputi hal:
a)
Memberikan
sugesti positif
b)
Memberikan
pernyataan yang memberi manfaat kepada siswa
c)
Memberikan
tujuan yang jelas dan bermakna
d)
Membangkitkan
rasa ingin tahu
e)
Menciptakan
lingkungan fisik yang positif.
f)
Menciptakan
lingkungan emosional yang positif
g)
Menciptakan
lingkungan sosial yang positif
h)
Menenangkan
rasa takut
i)
Menyingkirkan
hambatan-hambatan belajar
j)
Banyak
bertanya dan mengemukakan berbagai masalah
k)
Merangsang
rasa ingin tahu siswa
l)
Mengajak
pembelajar terlibat penuh sejak awal.
2.
Tahap
Penyampaian (kegiatan inti)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menemukan materi
belajar yang baru dengan cara menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan
pancaindera, dan cocok untuk semua gaya belajar. Hal- hal yang dapat dilakukan
guru:
a)
Uji coba
kolaboratif dan berbagi pengetahuan
b)
pengamatan
fenomena dunia nyata
c)
pelibatan
seluruh otak, seluruh tubuh
d)
presentasi
interaktif
e)
grafik dan
sarana yang presentasi brwarna-warni
f)
aneka macam
cara untuk disesuaikan dengan seluruh gaya belajar
g)
proyek
belajar berdasar kemitraan dan berdasar tim
h)
latihan
menemukan (sendiri, berpasangan, berkelompok)
i)
pengalaman
belajar di dunia nyata yang kontekstual
j)
pelatihan
memecahkan masalah
3.
Tahap
Pelatihan (kegiatan inti)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa mengintegrasikan
dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara. Secara
spesifik, yang dilakukan guru yaitu: 1) aktivitas pemrosesan siswa 2) berusaha
aktif atau umpan balik atau renungan atau usaha kembali 3) simulasi dunia-nyata
4) permainan dalam belajar 5) pelatihan aksi pembelajaran 6) aktivitas
pemecahan masalah 7) refleksi dan artikulasi individu 8) dialog berpasangan
atau berkelompok 9) pengajaran dan tinjauan kolaboratif 10) aktivitas praktis
membangun keterampilan 11)mengajar balik
4.
Tahap
penampilan hasil (kegiatan penutup)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menerapkan dan
memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga
hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat.
E. Kelebihan dan kekurangan pendekatan SAVI
Penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran tidak terlepas
dari kelebihan dan kekurangannya dibandingkan dengan pendekatan belajar
lainnya. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari pendekatan
SAVI. (Widaningsi,2004). Ada beberapa kelebihan dari pendekatan SAVI
antara lain:
1)
Membangkitkan
kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui penggabungan gerak fisik dengan
aktivitas intelektual;
2)
Memunculkan
suasana belajar yang lebih baik, menarik dan efektif;
3)
Mampu
membangkitkan kreatifitas dan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa;
4)
Memaksimalkan
ketajaman konsentrasi siswa melalui pembelajaran secara visual, auditori dan
intelektual.
5)
Pembelajaran
lebih menarik dengan adanya permainan belajar.
6)
Pendekatan
yang ditawarkan tidak kaku tetapi dapat sangat bervariasi tergantung pada pokok
bahasan, dan pembelajarn itu sendiri.
7)
Dapat
menciptakan lingkungan belajar yang posotof.
8)
Adanya
keterlibatan pembelajaran sepenuhnnya
9)
Terciptanya
kerja sama diantara pembelajar.
Pendekatan SAVI juga memiliki kekuarangan, yaitu:
1)
Pendekatan
ini sangat menuntut adanya guru yang sempurna sehingga dapat memadukan keempat
komponen dalam SAVI secara utuh;
2)
Penerapan
pendekatan ini membutuhkan kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran yang
menyeluruh dan disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga memerlukan biaya
pendidikan yang sangat besar. Terutama untuk pengadaan media pembelajaran yang
canggih dan menarik. Ini dapat dipenuhi pada sekolah-sekolah maju.
3)
Pendekatan
yang memang tidak kaku tetapi harus disesuaikan dengan pokok bahasan materi
pembelajaran.
4)
Pendekatan “SAVI” ini masih tergolong baru,
banyak pengajar guru sekalipun yang belum menguasai pendekatan “SAVI”
5)
Pendekatan
“SAVI” ini cenderung kepada keaktifan siswa, sehingga untuk siswa yang memiliki
tingkat kecerdasan kurang, menjadikan siswa itu minder. (http://sweetywhinie.blogspot.com/2013/03/model-savi.html)
BAB IV
A. Simpulan
Penerapan Pendekatan SAVI yaitu dengan mengkombinasikan gerak
fisik dan aktifitas intelektual serta dengan menggunakan semua indera yang
dimiliki, dapat berpengaruh besar pada aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung terutama pada mata pelajaran IPA. Pendekatan SAVI
mampu memunculkan suasana belajar yang lebih menarik dan efektif, membangkitkan
kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui penggabungan gerakan fisik dengan
aktivitas intelektual, mampu membangkitkan kreativitas dan meningkatkan
kemampuan psikomotor siswa, serta memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa
melalui pembelajaran secara visual, auditori dan intelektual karena pelajaran
IPA tidak hanya cukup dengan ceramah saja, harus ada praktek realnya.
Belajar siswa bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam
suatu peristiwa pembelajaran. Siswa dapat meningkatkan kemampuan mereka
memecahkan masalah (Intelektual) jika mereka secara simultan menggerakan
sesuatu (Somatis) untuk menghasilkan piktogram atau pajangan tiga dimensi
(Visual) sambil membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan (Auditori).
Menggabungkan keempat modalitas belajar dalam satu peristiwa pembelajaran
adalah inti dari Pembelajaran Multi Indriawi.
B. Daftar Pustaka
DePorter, Bobbi. 2005. Quantum Teaching: Mempraktikkan
Quantum Learning di Ruang Kelas. Editor, Mike Hernacki. Diterjemahkan
oleh Ary Nilandari. Bandung: Kaifa.
Meier, Dave. 2005. The Accelerated Learning Handbooks:
Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan.
Diterjemahkan oleh Rahmani Astuti. Bandung: Kaifa.
Meier, Dave.2002. the accelerated learning handbook. Bandung
: MMU (Mizan Media Utama)
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan
Profesionalisme Guru/ Rusman.-Ed.2,-5-Jakarta: Rajawali Pers,
http://sweetywhinie.blogspot.com/2013/03/model-savi.html.(online), (http://.google.co.id), diunduh 10 April 2014 7. pukul 17:00
WIB
mbak,,, mau tanya dapet bukunya dave meier dmna yyaa???
BalasHapusbeli ditoko pedia
BalasHapus