METODE KUNJUNGAN LAPANGAN DAN KARYAWISATA UNTUK MATERI FIQIH
METODE KUNJUNGAN LAPANGAN DAN KARYAWISATA
UNTUK MATERI FIQIH
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah : Metodologi Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu: Dr.H. Wawan Ahmadi Ridwan,
M.Ag
Oleh:
Erna erlina (14121110049)
Erna erlina (14121110049)
Jur/smester : PAI A/4
TARBIYAH/ PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
Jalan Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon-Jawa Barat 45132
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,
Berkat taufiq dan hidayah-Nya, Alhamdulillah penyusun dapat menyelesaikan
pembuatan makalah ini. Sebagaimana diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas Mandiri Mata Kuliah Metodologi
Pembelajaran PAI.
Makalah
ini berjudul “Metode Kunjungan Lapangan Dan Karyawisata Untuk Materi Fiqih”Isinya
menjelaskan tentang Pengertian Kunjungan Lapangan dan Karyawisata,Keuntungan
Dan Kelemahan Kunjungan Lapangan Dan Karyawisata, Tujuan Yang Disarankan Untuk
Kunjungan Lapangan Dan Karyawisata, Merencanakan kunjungan lapanagan dan
karyawisata, dan Terakhir Melaksanakan Kunjungan Lapangan Atau Karyawisata
Dalam pembuatan makalah ini, penyusun mendapat
kesulitan. Tetapi dengan dorongan dan bimbingan Dosen pengampu Bapak Dr.H. Wawan Ahmadi Ridwan, M.Ag, penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Maka dari itu segala kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan. Serta penyusun minta maaf, apabila dalam pembuatan makalah ini
terdapat kesalahan dan kekurangan.
Cirebon, 28 Mei 2014
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembelajaran pada hakikatnya terkait
dengan bagaimana membangun interaksi yang baik antara guru dan anak didik.
interaksi yang baik dapat digambarkan dengan suatu keadaan dimana guru dapat
membuat anak didik belajar dengan mudah dan terdorong oleh kemauannya sendiri
untuk mempelajari apa yang ada dalam kurikulum sebagai kebutuhan mereka. Dalam
kegiatan belajar mengajar biasanya peserta didik terbatas hanya belajar dikelas
atau dirumah saja, akan tetapi perlu diajak pergi ketempat lain untuk
mempelajari suatu hal tertentu atau objek tertentu. hal ini bukan sekedar
rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat
kenyataannya. Pembelajaran seperti ini sering disebut dengan pembelajaran
dengan metode Kunjungan lapangan dan karyawisata.
Metode kunjungan lapangan dan
karyawisata ini bisa diterapkan pada materi-materi dalam mata pelajaran fiqih.
Adapun Mata Pelajaran fiqih sendiri adalah salah satu bagian dari Pendidikan Agama
Islam yang mempelajari tentang fiqih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan
pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun islam mulai dari ketentuan dan
data cara pelaksanaan taharah, shalat, puasa, Zakat, sampai dengan pelaksanaan
ibadah haji, serta ketentuan tentang makanan dan minuman, khitan,kurban, dan
cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka
rumusan masalahnya yakni:
1.
Apa
pengertian Metode Kunjungan lapangan dan Karyawisata?
2.
Apa Keuntungan
Dan Kelemahan metode Kunjungan Lapangan dan Karyawisata?
3.
Apa saja Tujuan Yang Disarankan Untuk
Kunjungan Lapangan Dan Karyawisata?
4.
Bagaimana
Merencanakan kunjungan lapanagan dan karyawisata?
5.
Bagaimana
Melaksanakan Kunjungan Lapangan Atau Karyawisata?
6.
Bagaimana
Metode Kunjungan lapangan dan karyawisata pada materi Fiqih?
C.
Tujuan Masalah
1.
Untuk
mengetahui pengertian metode kunjungan lapangan dan karyawisata
2.
Untuk
mengetahui keuntungan dan kelemahan metode kunjungan lapangan dan karyawisata
3.
Untuk
mengetahui Tujuan Yang Disarankan Untuk Kunjungan Lapangan Dan Karyawisata
4.
Untuk
mengetahui cara Merencanakan kunjungan lapanagan dan karyawisata
5.
Untuk
mengetahui cara Melaksanakan Kunjungan Lapangan Atau Karyawisata
6.
Untuk
mengetahui Metode Kunjungan lapangan dan karyawisata pada materi fiqih
BAB II
PEMBAHASAN
METODE KUNJUNGAN LAPANGAN DAN KARYAWISATA
UNTUK MATERI FIQIH
A.
Metode Kunjungan Lapangan Dan KaryaWisata
1.
Pengertian Kunjungan Lapangan dan Karyawisata
Suatu Kunjungan lapangan biasanya
berkenaan dengan kegiatan membawa kelompok ke tempat khusus untuk tujuan
khusus. Tujuan tersebut mungkin untuk mengamati situasi, mengamati kegiatan
atau praktik, atau membawa kelompok menemui seseorang atau objek yang tidak
dapat dibawa ke kelas atau tempat pertemuan. Kunjungan lapangan biasanya
berjangka waktu pendek, mungkin kurang dari satu jam atau tidak lebih dari dua
atau tiga jam. (Suprijanto,2007:132). Kunjungan ke lapangan diadakan
untuk tujuan observasi, untuk memberi kesempatan kepada para peserta latihan
melihat kondisi, situasi, institusi dan operasi pembangunan. Kunjungan ke
lapangan adalah suatu metoda yang sangat baik untuk memperkuat informasi yang
disampaikan dalam ceramah.(Simandjuntak, 1983:29). Kunjungan lapangan
mengacu pada peragaan ini, misalnya dimana pelajaran pada kenyataannya muncul
atau terjadi dalam kehidupan nyata.(Dwivedi, 2003:87)
Karyawisata atau sering disebut study
tour, yaitu melakukan studi kenjungan, kesuatu tempat atau objek tertentu.
Dengan kata lain metode karyawisata yaitu suatu cara mengajar dengan jalan guru
mengajar atau membawa siswa ke suatu tempat/objek tertentu yang ada hubungannya
dengan pendidikan atau memiliki nilai sejarah dan sebagainya. Misalnya guru
membawa siswa-siswa untuk mengunjungi tempat-tempat, seperti: pabrik-pabrik
(pabrik mobil, pabrik tenun, pabrik tapioka), mengunjungi tempat
percetakan-percetakan, tempat kebun binatang, musium perjuangan, makam
pahlawan, panti-panti asuhan, yayasan-yayasan yatim piatu, dan lain-lain tempat
yang sangat baik untuk dikunjungi dalam rangka mengkongkretkan bahan-bahan
pengajaran/pengalaman lapangan.
Dengan karyawisata dimaksudkan agar
siswa dapat menyaksikan secara langsung, bagaimana proses pembuatan mobil itu,
membuat kain dan merancang pakaian yang indah, menyaksikan bagaimana mengelola
berbagai Mass Media sehingga menjadi bahan bacaan dan informasi yang berharga.
Demikian juga dengan mengunjungi kehidupan binatang dikebun binatang, dan
musium-musium yang memiliki nilai sejarah. sehingga dengan kunjungan
karyawisata itu siswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman langsung yang
bermanfaat untuk dihayati dan dipraktekkan. ( Tayar, 1995:84).
Karyawisata biasanya berhubungan
dengan kegiatan mengunjungi beberapa tempat yang menarik dan membutuhkan waktu
yang lebih lama dari pada kunjungan lapangan. Tujuan karyawisata hampir sama
dengan tujuan yang dibuat untuk kunjungan lapangan. (Suprijanto, 2007:132).
2.
Keuntungan Dan Kelemahan Kunjungan Lapangan Dan Karyawisata
Berikut ini beberapa keuntungan
kunjungan lapangan dan karyawisata sebagai media pendidikan orang dewasa.
a.
Kunjungan
lapangan dan karyawisata memberi kesempatan untuk mengumpulkan pengalaman dan
informasi baru
b.
Benda-benda
dapat diamati dalam bentuk aslinya
c.
Tiga
Dimensi, warna alami, dan gerakan-gerakan dapat diamati.
d.
Minat
dan ketelitian pengamatan anggota dapat ditumbuhkan.
e.
Kesempatan
dapat diberikan kepada peserta untuk belajar sambil bekerja
f.
Prosedur
dapat diamati dan dialami, yang nantinya dapat diterapkan oleh peserta.
g.
Kunjungan
dan karyawisata memberi kesempatan kepada peserta untuk menggabungkan sekolah
atau kegiatan organisasi dengan kehidupan masyarakat.
h.
Elemen-elemen
konkret dan realistis yang tidak didapatkan dikelas atau ditempat
pertemuanbiasa, mungkin dapat diperoleh.
i.
Kunjungan
dan kryawisata memberikan pengertian nyata tentang sifat masalah-masalah orang
dewasa.
j.
Kunjungan
dan karyawisata memungkinkan terjadinya transfer pengertian ide-ide yang sulit
dari pimpinan kepada peserta.
k.
Apabila
dilaksanakan dengan baik, kunjungan dan karyawisata merupakan kegiatan
kerjasama yang cenderung mengembangkan kesatuan tujuan diantara peserta.
l.
Kunjungn
dan karyawisata dapat berperan dengan baik untuk mendorong partisipasi anggota
dalam diskusi dan tindak lanjut setelah kunjungan dan karyawisata. (Suprijanto,
2007:133)
Kunjungan dan karyawisata mempunyai kelemahan, antara lain:
a)
Memerlukan
persiapan yang melibatkan banyak pihak
b)
Kadang-kadang
mendapat kesulitan dalam bidang pengangkutan
c)
Memerlukan
pengawasan yang ketat
d)
Memerlukan
banyak biaya
e)
Jika
Karyawisata sering dilakukan akan mengganggu rencana pelajaran
f)
Jika
yang dikunjungi itu sukar diamati, akibatnya siswa menjadi bingung dan tidak
akan mencapai tujuan yang diharapkan. Misalnya untuk mempelajari proses kimia
yang dikerjakan oleh mesin.(Mufarokah,2009:92).
3.
Tujuan Yang Disarankan Untuk Kunjungan Lapangan Dan Karyawisata
Sifat dan tujuan dari kelas atau
organisasi akan menentukan penggunaan metode kunjungan lapangan dan karyawisata
serta pemilihan tempat tujuannya. Berikut ini adalah daftar yang mungkin
menjadi tujuan kunjungan lapangan dan karyawisata yang disarankan oleh Morgan,
et al. (1976). perlu diingat bahwa semua yang terdaftar ini belum tentu
terdapat disetiap masyarakat yakni
1)
Pertanian:
lahan pertanian, tanaman yang ditata, plot dan stasiun percobaan, pabrik
pengalengan, perternakan sapi susu, penggilingan makanan ternak, pabrik pupuk,
pasar ternak, dan lain-lain.
2)
Seni:
Kebun, pemandangan, pantai galeri seni, pameran seni, dan arsitektur.
3)
Klub:
Komersial, pelayanan, profesional, persahabatan, hobi, dan rekreasi.
4)
Komunikasi:
telepon, telegrap, radio,televisi, surat kabar, dan majalah.
5)
Pemerintahan:
kantor pos, percetakan uang logam, pintu air dan dam, pengendalian erosi,
pengadilan, gedung pengadilan, ibu kota negara bagian.
6)
Pendidikan:
Sekolah, akademi, museum, perpustakaan, galeri dan pameran.
7)
Bangunan;
sistem air, pengendalian banjir, terowongan , jalan raya, jembtan, gedung,dam,
kenal, mesin pengolahan limbah.
8)
Pameran:
pekan pertanian, pementasan, olahraga, pameran rumah, dan pameran ilmiah.
9)
Keuangan:
bank, asosiasi simpan pinjam, pasar modal, dan kantor lelang.
10)
Bahan
makanan: Toko roti, perusahaan susu, pabrik botol, kebun buah-buahan, pabrik
pengolahan ikan dan bahan makanan.
11)
Kesehatan:
Klinik, rumah sakit, kantor pemadam kebakaran, sanatorium, dan pabrik
obat-obatan.
12)
Sejarah:
Gedung, kuil,monumen rumah, pameran seni, tempat dan benteng peninggalan
sejarah.
13)
Perumahan;
gedung, pemandangan alam, taman interior, perabot perkampungan kumuh, proyek
pemukiman, dan pengembangan kawasan baru.
14)
Pabrik:
Kendaraan bermotor, pesawat terbang, pakaian, makanan, mesin, perabot rumah
tangga, keramik, plastik, kaca, perkakas, pelengkapan, sabun, bahan kimia, dan
bahan bangunan.
15)
Militer:
tentara, benteng, landasan pesawat udara, sekolah, perguruan tinggi, daerah
terlarang dan pos.
16)
Sumber
daya alam: pertambangan, barang galian, tambang minyak, kehutanan, dan danau.
17)
Musik:
Konser, opera, gedung konser, pabrik alat musik, program studio, dan tempat
penciptaan lagu.
18)
Alam:
rumah yang dikelilingi tanaman pagar, perlindungan hutan, sungai, danau, gunung,
air terjun, gua, pulau, tempat perlindungan burung, kebun botani, kebun
binatang, tempat persemaian, rumah kaca, dan planetarium.
19)
Rekreasi:
perkemahan, tanah lapang, pantai, kolam renang, gedung olah raga,taman, tempat
rekreasi, dan stadion.
20)
Agama:
gereja, misi, sekolah, perkemahan, katedral, dan tempat peribadahan.
21)
Tempat
perbelanjaan: lukisan, mesin, perledengan, perlistrikan, kecantikan, barang
tempaan, lembaran metal, dan lemari.
m.
Transportasi:
jalan kereta api, sistem elavator, jalan bawah tanah, lapangan udara, terminal
bus, gantungan baju, kunci, jalur, dan dok. (Suprijanto, 2007:133-135).
4.
Merencanakan kunjungan lapanagan dan karyawisata
Keberhasilan kunjungan lapangan dan
karyawisata sangat tergantung pada seberapa baiknya perencanaan dibuat. Komponen
perencanaan menurut beberapa ahli hampir sama saja, yang berbeda hanyalah
penekanannya. sebagai contoh, Morgan et al.(1976) menekankan keterlibatan
peserta dalam perencanaan. Kang & Song (1984) menekankan penjadwalan yang
detail harus sudah selesai pada awal perencanaan. Mardikanto (1992) menekankan
agar tempat tujuan dipilih yang memepunyai kaitan dengan masalah, potensi dan
peluang yang sedang dan akan dihadapi sasaran. flores, Bueno & Lapastora
(1983) mengingatkan jangan mengunjungi terlalu banyak objek dalm waktu sehari,
lebih baik dipilih beberapa objek yang benar-benar tepat. Berikut ini beberapa
saran yang dapat membantu merencanakan kunjungan lapangan dan karyawisata yang
efektif.
a)
Tujuan/ Maksud
Tujuan atau maksud kunjungan lapangan dan karyawisata seyogianya
dipertimbangkan secara hati-hati dan dibatasi, yaitu tujuan yang sangat penting
saja. Dalam hal ini pengelola kunjungan sering mencoba memadatkan terlalu
banyak kegiatan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
b)
Keikutsertaan dalam perencanaan
Peserta diharapkan ikut serta dalam merencanakan kunjungan lapangan
dan karyawisata. keberhasilan dari kegiatan ini sangat tergantung dari
kesadaran peserta tentang maksud dan prosedur yang harus diikuti. Dengan
kebersamaan peserta dalam perencanaan ini, mereka akan lebih menghayati maksud
dan prosedur, dan biasanya hal ini akan lebih meningkatkan peran serta mereka
dalam menyukseskan kegiatan.
c)
Pemilihan Tempat Tujuan
Maksud kunjungan turut menentukan tempat tujuan. Berkenaan dengan
tempat tujuan ini kemungkinan hanya ada satu tempat tujuan, atau beberapa
tempat tujuan, yang penting adalah pertimbangan satu per satu dan dipilih yang
terbaik. faktor yang berhubungan dengan pendidikan harus lebih mendapat
perhatian. Apakah kunjungan akan memberikan pengamatan dan pengalaman yang
diinginkan? Apakah orang yang dikunjungi mampu dan mau melakukan perannya untuk
menyukseskan kunjungan? Apakah ada ancaman keselamatan dan kesehatan?
d)
Pengaturan Dan Melibatkan Pihak organisasi yang akan dikunjungi
Orang dan wakil organisasi yang akan dikunjungi harus dilibatkan
dalam perencanaan. Mungkin perlu mengunjungi industri/ organisasi beberapa kali
untuk membuat pengaturan sesuai dengan yang dikehendaki. Banyak waktu dn biaya
perjalanan akan terbuang sia-sia jika kunjungan dilaksanakan ke tempat tujuan
dimana orang atau organisasi yang dikunjungi kurang mengetahui atau kurang siap
sehubungan dengan tanggung jawabnya.
e)
Pengaturan Waktu
Dalam merencanakan karyawisata, perusahaan bis akan menggunakan bus
yang mempunyai rute perjalanan yang diminta dan akan memperhitungkan waktu yang
diperlukan dalam setiap fase perjalanan. Mereka harus memahami jalan raya, rambu-rambu lalu lintas, dan tempat-tempat
yang harus disinggahi, termasuk tempat parkirnya.
f)
Transportasi
Alat transportasi untuk perjalanan yang jauh bisa menggunkan
carteran bus, pesawat terbang, atau kereta api,
angkutan umum bertanggung jawab dalam hal kecelakaan. Apabila
menggunakan bus, harus diperhatikan bahwa semua sopir mempunyai SIM, dan ada
jaminan asuransi. Alangkah lebih baiknya jika kedua-duanya, baik sopir maupun
mobilnya mempunyai asuransi. selain itu, pilihlah sopir dan kendaraan yang
terpercaya.
g)
Bahan dan Perlengkapan
Bahan dan perlengkapan yang diperlukan seyogianya tersedia ditempat
tujuan, atau peserta membawanya sendiri-sendiri. Banyak waktu terbuang jika
perlengkapan atau bahan tidak tersedia pada saat diperlukan.
h)
Pembentukan Kepanitiaan
Dalam merencanakan kunjungan lapangan dan karyawisata, perlu
diambil kebijakan untuk mendorong peserta ikut bertanggung jawab, baik sebagai
individu maupun sebagai anggota panitia. sementara tanggung jwab dapat
diwakilkan kepada ketua atau guru/pembimbing, tetapi akan lebih baik jika
sebagian peserta juga diberi tanggung jawab untuk melakukan tugas khusus. hal
yang penting dalam kepanitiaan adalah adanya rincian tugas yang jelas bagi
setiap anggota panitia. (Suprijanto, 2007:135-137).
5.
Melaksanakan Kunjungan Lapangan Atau Karyawisata
Kunjungan lapangan karyawisata akan lebih mudah dilaksanakan jika
perencanaan telah disusun secara cermat, kemudian dilaksanakan dengan baik.
Dalam Kunjungan dan karyawisata ini Flores, Bueno & lapastora (1983)
menyankan untuk mengundang pimpinan lokal dan pejabat pemerintah. saran-saran
dari Morgan, et al.(1976) berikut ini mungkin dapat membantu.
a)
Pengenalan
Dalam pengenalan ini biasanya memperkenalkan orang-orang yang
terlibat dalam egiatan tau organisasi yang dikunjungi, dan menjelaskan hal-hal
yang berhubungan dengan pengamatan dan demonstrasi yang akan diikuti.
kadang-kadang perlu juga menjelaskan maksud kunjungan dan memberi dorongan
kepada peserta yanag belum siap.
b)
Menjaga Minat Kelompok
Perhatian harus diambil untuk menjaga agar kelompok tetap
bersama-sama dan tidak bicara sendiri-sendiri.Pimpinan dan Karyawisata
sebaiknya berada dengan kelompoknya sehingga ia selalu dapat didengar.
c)
Mempertahankan Partisipasi
Anggota kelompok sebaiknya diberi motivasi untuk mengajukan
pertanyaan dan mendiskusikan objek atau kegiatan yang sedng diamati. Pertanyaan
dapat dirumuskan lebih dahulu sebagai bagian dari perencanaan atau persiapan
kunjungan dan karyawisata.
d)
Pengaturan Untuk Kenyamanan Fisik Pesrta
Kunjungan dan karyawisata seharusnya dijadwalkan sedemikian rupa
sehingga pesrta terhindar dari rasa kurang nyaman karena panas, dingin, atau
hujan.
e)
Mengakhiri Kunjungan Lapangan dan karyawisata
Kegiatan seyogyanya diakhiri segera mungkin setelah maksud
kunjungan tercapai.
f)
Tindak Lanjut dan Evaluasi
Evaluasi Kunjungan lapangan atau karyawisata sebaiknya dilakukan
oleh pimpinan atau pembimbing orang dewasa terhadap
a)
Tujuan yang telah disepakati,
b)
Minat
yang telah diperlihatkan oleh peserta
c)
jumlahdan
jenis pertanyaan yang diajukan
d)
sikap
dan respons peserta, dan
e)
tingkat
keingina peseta menindaklanjuti apa yang telah diamati
Untuk mengungkap hasil yang diperoleh dari kunjungan lapangan dan
karyawisata, sebaiknya para peserta didik diminta untuk menceritakan apa saja
yang didapat selama kunjungan lapangan dan karyawisata itu, dan
membandingkannya dengan keinginan dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. (Suprijanto,
2007:137-135141).
B.
Mata Pelajaran Fiqih
Mata Pelajaran fiqih adalah salah satu bagian dari Pendidikan
Agama Islam yang mempelajari tentang fiqih ibadah, terutama menyangkut
pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun islam mulai dari
ketentuan dan data cara pelaksanaan taharah, shalat, puasa, Zakat, sampai
dengan pelaksanaan ibadah haji, serta ketentuan tentang makanan dan minuman,
khitan,kurban, dan cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.
Secara bahasa Fiqih
berasal dari kata “ Faqiha” yang berarti mengerti/paham. (Munawwir,
1997: 1067). Menurut istilah, Fiqih adalah ilmu tentang hukum-hukum syariat
yang bersifat amaliyah yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafsili/
terperinci, dari Al-Qur’an dan Hadis. Hal-hal yang terutama dibahas didalamnya
yaitu tentang ibadah dan mu’amalah. ( Nur Ali, 2004:64-65). Fiqih dalam
arti tekstual dapat diartikan pemahaman dan prilaku yang diambil dari agama (
Adib, 2003:4).
Pembelajaran fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik
dapat memahami pokok-pokok hukum islam dan tata cara pelaksanaannya untuk
diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat
menjalankan syariat islam secara Kaaffah (sempurna). Secara Substansial,
mata pelajaran fiqih memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikan dan
menerapkan hukum islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT,
dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun
lingkungannya. Fiqih
menekankan pada pemahaman yang benar mengenai ketentuan hukum dalam islam serta
kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan baik dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam mata pelajaran fiqih, metode kunjungan lapangan dan karyawisata biasanya
digunakan pada materi bersuci, prinsip ibadah, shalat & sujud sahwi, adzan
iqomah, zikir dan doa, kurban & aqiqah, sholat sunnah, pengurusan jenazah,
zakat, haji dan umroh, muamalah, riba, bank & asuransi. Contoh dari
pengaplikasian metode kunjungan lapangan dan karyawisata pada Mata pelajaran
fiqih yakni ketika materi haji dan umroh, dan biasanya seorang guru akan mengajak
peserta didiknya mengunjungi tempat manasik haji.
Adapun menurut Tayar Yusuf (1995:85)
Dalam pendidikan agama islam, melalui metode karyawisata ini sangat bermanfaat
bagi anak didik untuk membangkitkan jiwa dan semangat agama mereka dengan
melalui kunjungan ketempat-tempat panti asuhan anak yantim, yang memerlukan
santunan dan uluran tangan dari kaum muslim semua. Demikian pula bertamasya
kesuatu tempat berpemandangan yang indah yang menakjubkan dan menggugah
semangat jiwa keagamaan siswa sebagai suatu ciptaan Tuhan yang ajaib dan
mengagumkan, dengan seraya berkata:
“Ya Tuhan kami, tiadalah engkau
menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari
siksa neraka. (Ali-Imran: 191).
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Suatu Kunjungan lapangan biasanya berkenaan dengan kegiatan membawa
kelompok ke tempat khusus untuk tujuan khusus. Tujuan tersebut mungkin untuk
mengamati situasi, mengamati kegiatan atau praktik, atau membawa kelompok
menemui seseorang atau objek yang tidak dapat dibawa ke kelas atau tempat
pertemuan. Karyawisata atau sering disebut study tour, yaitu melakukan
studi kenjungan, kesuatu tempat atau objek tertentu. Dengan kata lain metode
karyawisata yaitu suatu cara mengajar dengan jalan guru mengajar atau membawa
siswa ke suatu tempat/objek tertentu yang ada hubungannya dengan pendidikan
atau memiliki nilai sejarah dan sebagainya.
Karyawisata biasanya berhubungan dengan kegiatan mengunjungi
beberapa tempat yang menarik dan membutuhkan waktu yang lebih lama dari pada
kunjungan lapangan. Tujuan karyawisata hampir sama dengan tujuan yang dibuat
untuk kunjungan lapangan.
Dalam mata pelajaran fiqih, metode
kunjungan lapangan dan karyawisata biasanya digunakan pada materi
bersuci, prinsip ibadah, shalat & sujud sahwi, adzan iqomah, zikir dan doa,
kurban & aqiqah, sholat sunnah, pengurusan jenazah, zakat, haji dan umroh,
muamalah, riba, bank & asuransi. Contoh dari pengaplikasian metode
kunjungan lapangan dan karyawisata pada Mata pelajaran fiqih yakni ketika
materi haji dan umroh, dan biasanya seorang guru akan mengajak peserta didiknya
mengunjungi tempat manasik haji.
DAFTAR PUSTAKA
Adib, M.
Kholidul, 2003. Fiqh Progresif: Membangun Nalar Fiqih Bervisi Kemanusiaan dalam
Jurnal Justisia Edisi 24 XI
Anissatul, Mufarokah, 2009, Strategi Belajar Mengajar, Yogyakarta: Penerbit Teras
Anju, Dwivedi, 2003, Metodelogi Pelatihan Partisipatif. Bantul:
Percetakan Amanah
Ill, Pasaribu & B Simandjuntak, 1983, Proses Belajar
Mengajar, Bandung: Tarsito
MunawwirA.W.
1997, Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia Terlengkap, Surabaya: Pustaka
Progresif
Nur, Ali Muhammad, 2004, Kamus Agama Islam, Cirebon:
Penerbit An-Niza
Suprijanto, 2007, Pendidikan Orang Dewasa, Jakarta: Bumi
Kasara
Yusuf, Tayar
& Syaiful Anwar, 1995, Metodologi Pengajaran Agama & Bahasa Arab, Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Komentar
Posting Komentar