STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF
STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu
Mata kuliah: Pengelolaan Pembelajaran
Dosen
pengampu: Drs. H. U. Syamsunin, M.Pd
Disusun Oleh:
Erna Erlina : (14121110049)
SEMESTER : III
PAI-A
FAKULTAS TARBIYAH / PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
Jalan Perjuangan By Pass Sunyaragi
Cirebon-Jawa Barat 45132
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. kami bersyukur kepada Ilahi Rabbi yang telah memberikan Hidayah
dan Taufik-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Strategi
Pembelajaran Aktif” terselesaikan dengan baik.
Dengan tersusunnya
makalah ini, kami berharap dapat lebih memahami secara mendalam tentang
Pengelolaan Pembelajaran. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah atau penyusun makalah
berikutnya menjadi lebih baik.
Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada Dosen pengampu kami, Bapak Drs. H. U. Syamsunin, M.Pd. Semoga Allah SWT. senantiasa meridhoi segala usaha kami. Amiin.
Cirebon, 3 Desember 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
i
DAFTAR ISI......................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
1
A. Latar Belakang.................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................
1
C. Tujuan...............................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
A. Pengertian Strategi
Pembelajaran Aktif (Active Learning Strategy)…………3
B.
Alasan dan Keuntungan penerapan pembelajaran aktif di sekolah………........5
D. Prinsip-prinsip pembelajaran aktif…………………………………………... .6
E. Bagaimana
strategi pembelajaran aktif……………………………………….. 7
F. Nama-nama pembelajaran aktif……………………………..............................8
BAB III PENUTUP............................................................................................ 11
Simpulan ............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sampai saat
ini, para penggiat pendidikan selalu berusaha untuk mengembangkan metode-metode
dan model-model pembelajaran yang baik dan efektif untuk dapat membantu
guru dalam menyampaikan ilmu-imunya kepada siswanya. Pengembangan ini telah
dilakukan sejak dulu hingga sekarang secara kontinyu dan terus menerus,
mengikuti perkembangan teknologi dan juga permasalahan-permasalahan yang timbul
dalam dunia pendidikan.
Pendidikan pada
saat ini juga telah berada pada era penjaminan mutu. Mutu pendidikan harus
dijamin dan dipertahankan serta ditingkatkan secara berkelanjutan. Kunci utama
terjaminnya mutu pendidkan adalah proses pembelajaran. Pendidikan akan
menghasilkan keluaran (output dan outcome) yang bermutu bila proses pembelajarannya
bermutu. Proses pembelajaran yang bermutu dapat dilaksanakan dalam berbagai
pendekatan. Pendekatan pembelajaran yang diyakini sebagai efektif dan efisien
saat ini adalah pendekatan pembelajaran aktif.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian di atas untuk memperjelas tentang pendekatan pembelajaran yang
diyakini sebagai efektif dan efisien penulis merumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1.
Pengertian Strategi
Pembelajaran Aktif (Active Learning Strategy)
- Alasan-alasan penerapan
pembelajaran aktif di sekolah.
- Apa keuntungan-keuntungan dari
pembelajaran aktif
- Apa prinsip-prinsip
pembelajaran aktif
- Bagaimana strategi pembelajaran
aktif
- Apa nama-nama pembelajaran
aktif
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan mendalami berbagai hal
terkait dengan pembelajran aktif dan rancangan pembelajarannya serta untuk
memenuhi tugas mata kuliah Administrasi Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF
A. Pengertian Strategi
Pembelajaran Aktif (Active Learning Strategy)
Pembelajaran aktif adalah suatu
embelajaran yang mengajak mahasiswa untuk belajar secara aktif. ketika
mahasiswa belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas
pembelajaran.(Zaini,2002: xii)
Pembelajaran aktif (active
learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang
dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil
belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.
Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk
menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.
Beberapa penelitian membuktikan
bahwa perhatian anak didik berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu.
Penelitian Pollio (1984) menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya
memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara
penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama
perthatian siswa dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada
waktu 20 menit terakhir. Kondisi tersebut di atas merupakan kondisi umum yang
sering terjadi di lingkungan sekolah.
Hal ini menyebabkan seringnya
terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan kita, terutama disebabkan anak didik
di ruang kelas lebih banyak menggunakan indera pendengarannya dibandingkan
visual, sehingga apa yang dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk
dilupakan. Sebagaimana yang diungkapkan Konfucius:
1.
Apa yang saya dengar, saya lupa
2.
Apa yang saya lihat, saya ingat
3.
Apa yang saya lakukan, saya paham (
Warsono.2012: 4)
Ketiga pernyataan ini menekankan
pada pentingnya belajar aktif agar apa yang dipelajari di bangku sekolah tidak
menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan di atas sekaligus menjawab
permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu tidak
tuntasnya penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran.
Mel Silberman (2001) memodifikasi
dan memperluas pernyataan Confucius di atas menjadi apa yang disebutnya dengan
belajar aktif (active learning), yaitu :
1.
Apa yang saya dengar, saya lupa
2.
Apa yang saya dengar dan lihat,
saya ingat sedikit
3.
Apa yang saya dengar, lihat dan
tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman lain, saya mulai paham
4.
Apa yang saya dengar, lihat,
diskusikan dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan
5.
Apa yang saya ajarkan pada orang
lain, saya kuasai
Ada beberapa alasan yang dikemukakan mengenai penyebab mengapa
kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu jawaban
yang menarik adalah karena adanya perbedaan antara kecepatan bicara guru dengan
tingkat kemampuan siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru. Kebanyakan guru
berbicara sekitar 100-200 kata per menit, sementara anak didik hanya mampu
mendengarkan 50-100 kata per menitnya (setengah dari apa yang dikemukakan
guru), karena siswa mendengarkan pembicaraan guru sambil berpikir.
Otak manusia selalu mempertanyakan setiap informasi yang masuk ke
dalamnya, dan otak juga memproses setiap informasi yang ia terima, sehingga
perhatian tidak dapat tertuju pada stimulus secara menyeluruh. Hal ini
menyebabkan tidak semua yang dipelajari dapat diingat dengan baik.Penambahan
visual pada proses pembelajaran dapat menaikkan ingatan sampai 171% dari
ingatan semula. Dengan penambahan visual di samping auditori dalam pembelajaran
kesan yang masuk dalam diri anak didik semakin kuat sehingga dapat bertahan
lebih lama dibandingkan dengan hanya menggunakan audio (pendengaran) saja.
Thorndike (Bimo Wagito, 1997) mengemukakan 3 hukum belajar, yaitu
:
1.
law of readiness, yaitu kesiapan seseorang untuk
berbuat dapat memperlancar hubungan antara stimulus dan respons.
2.
law of exercise, yaitu dengan adanya
ulangan-ulangan yang selalu dikerjakan maka hubungan antara stimulus dan
respons akan menjadi lancar
3.
law of effect, yaitu hubungan antara stimulus
dan respons akan menjadi lebih baik jika dapat menimbulkan hal-hal yang
menyenangkan, dan hal ini cenderung akan selalu diulang.
Active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk
memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran,
sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal
yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan strategi active learning
(belajar aktif) pada anak didik dapat membantu ingatan (memory) mereka,
sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses.
Dalam metode active learning (belajar aktif) setiap materi
pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman
yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan
pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara aktif guru perlu
menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik
mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. (Mulyasa, 2004:241)
B. Alasan-Alasan
Penerapan Dan Keuntungan Pembe-Lajaran Aktif Di Sekolah
Ada beberapa alasan menggunakan
pembelajaran aktif yaitu:(1) memiliki pengaruh yang kuat pada pembelajaran si
belajar,(2) strategi-strategi pengembangan pembelajaran aktif lebih mampu
meningkatkan ketrampilan berfikir para pelajar daripada peningkatan penguasaan
isi,(3) melibatkan para pelajar dalam tugas-tugas berpikir tingkat lebih
tinggi seperti analisis, sintesis dan evaluasi, dan (4) berbagai gaya
belajar dapat dilayani dengan sebaik-baiknya dengan melibatkan para pelajar
dalam kegiatan-kegiatan belajar aktif.
Sedangkan penggunaan pembelajaran
aktif juga membawa beberapa keuntungan, yaitu: (1) para pelajar yang aktif
menggunakan pengetahuan utama mereka dalam membentuk pemahaman dari isi materi
pembelajaran, (2) para pelajar yang aktif berfikir secara kritis dan
menciptakan pengembangan mereka sendiri, (3) para pelajar yang aktif terlibat
secara kognitif, dan (4) para pelajar yang akatif menerapkan suatu strategi
membaca dan belajar lingkup yang luas. ( Soegeng Ysh., A.Y.2012)
C. Prinsip-Prinsip
Pembelajaran Aktif
Berdasarkan ALIS atau Active
Learning in school yaitu pembelajaran aktif yang dilaksanakan di
sekolah-sekolah untuk para siswa yang hakikat inti dan isi kurang lebih dengan
CBSA, prinsip-prinsip pembelajaran aktifnya sebagai berikut:
2.
Prinsip melakukan, yang dalam
CBSA disebut belajar sambil bekerja, pada dasarnya pembelajaran itu harus
membuat peserta didik berbuat sesuatu, bukan tinggal diam, berpangku tangan.
Perbuatan itu dapat berupa; melihat, mendengar, meraba, merasakan, menulis,
mengukur, membaca, menggambar, menghitung yang pada dasarnya sama dengan
ketrampilan proses.
3. Prinsip
menggunakan semua alat indera (pancaindera), bahwa dalam pembelajaran hendaknya
mengaktifkan semua alat indera untuk memperoleh informasi atau pengetahuan,
melalui melihat, mendengar, meraba, mengecap dan membau. Dengan mengerahkan
semua semua indera(sejauh memungkinkan) peserta didik akan memperoleh
pengetahuan atau informasi yang lebih mengesankan, bukan sekedar hafalan, dan
tidak mudah untukdilupakan.
4.
Prinsip eksplorasi lingkungan,
bahwa pembelajaran aktif memanfaatkan lingkungan sebagai sarana, media dan/atau
sumber belajar. Lingkungan itu dapat berupa lingkungan fisik, lingkungan
social, lingkungan budaya, dan juga lingkungan mental. Lingkungan itu dapat
berupa obyek (benda-benda), tempat (situasi dan kondisi), kejadian atau
peristiwa dan idea tau gagasan. ( Soegeng Ysh., A.Y.2012)
D. Strategi
Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif sebagai suatu
model memiliki strategi, siasat, atau kiat-kiat untuk mencapai tujuannya.
Strategi itu antara lain sebagai berikut:
1. Terpusat
pada siswa (student centered), sebagai upaya meninggalkan dan menghindari
strategi lama yang telah mapan, yaitu pembelajaran yang terpusat pada guru,
atau lebih tepat bila disebut pembelajaran yang dodominasi oleh guru (teacher
centered), bahkan terpusat pada lembaga, demi kepentingan lembaga atau sekolah
atau penyelenggara pendidikan (institution centered).
2. Terkait
dengan kehidupan nyata artinya apa yang dipelajari itu harus dapat dimanfaatkan
dalam kehidupan nyata di masyarakat, untuk memecahkan masalah kehidupan
sehari-hari, bersifat fungsional, kontekstual.
3. Diferensiasi
artinya memberikan layanan yang berbeda untuk anak yang memiliki kemampuan
berbeda, tidak menyamaratakan, memperlakukan sama untuk anak-anak yang berbeda
atau bersifat klasikal semata; tetapi juga bukan member perlakuan berbeda untuk
anak yang memiliki bakat dan kemampuan yang sama (tidak membeda-bedakan atau
diskriminasi); dalam hal ini termasuk memperhatikan perbedaan gender, karena
pada dasarnya kodrat wanita tidak sama dengan pria.
4. Menjadikan
lingkungan sebagai media dan/atau sumber belajar, dengan demikian menjadi
fungsional. Lingkungan menjadi media pembelajaran mana kala lingkungan itu
berfungsi sebagai menghantarkan pesan-pesan, sebagai pengantara, penyalur
pesan, yang mampu merangsang: pikiran, perasaan, perhatian, dan keinginan;
sedangkan lingkungan sebagai sumber pembelajaran bilamana lingkungan itu
sendiri sebagai hal yang sedang dipelajari. Misalnya, seorang guru agama ingin
menyampaikan pesan tentang keagungan Tuhan dengan mengajak para siswa untuk
menghayati dahsyatnya letusan gunung berapi sebagai alam ciptaanNya, dengan
demikian lingkungan alam itu sebagai media pemebalajaran. Tetapi ketika guru
mengajarkan geografi dengan membawa siswa ke gunung yang meletus untuk
memperlajari berbagai jenis batuan; lingkungan itu menjadi sumber pembelajaran.
5. Mengembangkan
berpikir tingkat tinggi, dengan mengaktifkan siswa melakukan analisis,
menyimpulkan, dan mengevaluasi hal-hal yang sedang dipelajari; bukan sekedar
diberitahu, mendengarkan ceritanya, kemudian menghafal.
6. Memberikan
umpan balik, misalnya guru member tanggapan atas permasalahan siswa,
mengembalikan hasil ulangan/ujian kepada siswa bahkan mengevaluasi dan
memberikan solusi serta tindak lanjut. Itulah yang dimaksud dengan pendidikan
yang demokratis, terbuka, dan libertarian, bukan liberalism.
E. Nama,
Dan Teknik Pembelajaran Aktif
Ada banyak nama dan teknik
pembelajaran aktif dari mulai yang sederhana yang tidak memerlukan persiapan
lama dan rumit serta dapat dilaksanakan relatif dengan mudah – sampai dengan
yang rumit – yaitu yang memerlukan persiapan lama dan pelaksanaan cukup rumit.
Beberapa jenis teknik pembelajaran tersebut antara lain adalah:
1.
Think-Pair-Share
Dengan
cara ini mahasiswa diberi pertanyaan atau soal untuk dipikirkan sendiri kurang
lebih 2-5 menit (think), kemudian mahasiswa diminta untuk mendiskusikan jawaban
atau pendapatnya dengan teman yang duduk di sebelahnya (pair). Setelah itu
pengajar dapat menunjuk satu atau lebih mahasiswa untuk menyampaikan
pendapatnya atas pertanyaan atau soal itu bagi seluruh kelas (share).
Teknik
ini dapat dilakukan setelah menyelesaikan pembahasan satu topik, misalkan
setelah 10-20 menit kuliah biasa. Setelah selesai kemudian dilanjutkan dengan
membahas topik berikutnya untuk kemudian dilakukan cara ini kembali setelah
topik tersebut selesai dijelaskan.
2.
Collaborative Learning Groups
Dibentuk
kelompok yang terdiri dari 4-5 mahasiswa yang dapat bersifat tetap sepanjang
semester atau bersifat jangka pendek untuk satu pertemuan kuliah. Untuk setiap
kelompok dibentuk ketua kelompok dan penulis. Kelompok diberikan tugas untuk
dibahas bersama dimana seringkali tugas ini berupa pekerjaan rumah yang
diberikan sebelum kuliah dimulai. Tugas yang diberikan kemudian harus
diselesaikan bisa dalam bentuk makalah maupun catatan singkat.
3.
Student-led Review Session
Jika
teknik ini digunakan, peran pengajar diberikan kepada mahasiswa. Pengajar hanya
bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator. Teknik ini misalkan dapat
digunakan pada sesi review terhadap materi kuliah. Pada bagian pertama dari
kuliah kelompok-kelompok kecil mahasiswa diminta untuk mediskusikan hal-hal
yang dianggap belum dipahami dari materi tersebut dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
dan mahasiswa yang lain menjawabnya.
Kegiatan
kelompok dapat juga dilakukan dalam bentuk salah satu mahasiswa dalam kelompok
tersebut memberikan ilustrasi bagaimana suatu rumus atau metode digunakan.
Kemudian pada bagian kedua kegiatan ini dilakukan untuk seluruh kelas. Proses
ini dipimpin oleh mahasiswa dan pengajar lebih berperan untuk mengklarifikasi
hal-hal yang menjadi bahasan dalam proses pembelajaran tersebut.
( Soegeng Ysh., A.Y.2012)
4.
Aktive Debate (Debat Aktif)
Debat
bisa menjadi satu metode berharga yang dapat mendorong pemikiran dan perenungan
terutama kalau mahasiswa diharapkan mempertahankan pendapat yang bertentangan
dengan keyakinan sendiri. ini merupakan strategi yang secara aktifmelibatkan
setiap mahasiswa didalam kelas bukan hanya para pelaku debatnya saja.( Zaini,2002:
36)
Diskusi
dalam bentuk debat dilakukan dengan memberikan suatu isu yang sedapat mungkin
kontroversial sehingga akan terjadi pendapat-pendapat yang berbeda dari
mahasiswa. Dalam mengemukakan pendapat mahasiswa dituntut untuk menggunakan
argumentasi yang kuat yang bersumber pada materi-materi kelas. Pengajar harus
dapat mengarahkan debat ini pada inti materi kuliah yang ingin dicapai
pemahamannya.
5.
Planet Questions (pertanyaan
semu).
Strategi
ini membantu anda untuk mempersentasikan informasi dalam bentuk respon terhadap
pertanyaan yang telah ditanamkan/diberikan sebelumnya kepada mahasiswa
tertentu. sekalipun anda memberikan perkuliahan seperti biasanya. tetapi
efeknya adalah mahasiswa melihat anda melaksanakan sesi Tanya jawab. lebih dari
itu, strategi ini dapat membantu mahasiswa yang tidak pernah bertanya atau
bahkan tidak pernah berbicara pada jam-jam kuliah untuk meningkatkan
kepercayaan diri dengan diminta menjadi penanya. ( Zaini,2002:
45)
6.
Jigsaw Learning (Belajar Dengan
Model Jigsaw)
strategi
ini merupaan strategi yang sangat menarik untuk digunakan jika materi yang akan
dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak
mengharuskan urutan penyampaian. kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan
seluruh mahasiswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain.
(Zaini,2002: 56)
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan
uraian pada bab pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran
aktif adalah kegiatan-kegiatan pembelajaran yang melibatkan para pelajar dalam
melakukan sesuatu hal dan memikirkan tentang apa yang sedang mereka lakukan.
2. Pembelajaran
aktif diturunkan dari dua asumsi dasar yaitu bahwa belajar pada dasarnya suatu
proses yang aktif dan bahwa orang yang berbeda, belajar dalam cara-cara yang
berbeda pula.
3. Ada
beberapa alasan menggunakan pembelajaran aktif yaitu ; memiliki pengaruh yang
kuat pada pembelajaran si belajar; strategi-strategi pengembangan pembelajaran
aktif lebih mampu meningkatkan ketrampilan berfikir para pelajar dari pada
peningkatan penguasaan isi; melibatkan para pelajar dalam tugas-tugas berfikir
tingkat lebih tinggi seperti analisis, sintesis, dan evaluasi; berbagai gaya
belajar dapat dilayani dengan sebaik-baiknya dengan melibatkan para pelajar
dalam kegiatan-kegiatan belajar aktif.
4. Penggunaan
pembelajaran aktif membawa beberapa keuntungan seperti; para pelajar yang aktif
menggunakan pengetahuan utama mereka dalam membentuk pemahaman dari isi materi
pembelajaran; para pelajar yang aktif berfikir secara kritis dan menciptakan
pengembangan mereka sendiri; para pelajar yang aktif terlibat secara
kognitif; dan para pelajar yang aktif menerapkan suatu strategi membaca dan
belajar lingkup yang luas.
Daftar Pustaka
Mulyasa, E., 2004. Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK), Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Bandung,
Remaja Rosdakarya.
Soegeng Ysh., A.Y. 2012, Pengembangan
Sistem Pembelajaran, Semarang, IKIP PGRI Semarang
Press.
Warsono, Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Zaini Hisyam, dkk. 2002. Pembelajaran Aktif Di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: CTSD
Komentar
Posting Komentar